Selasa, 16 Maret 2010

Drs H Dalhadi Umar BSc – Bupati Lebong Keseriusan Aparatur

Drs H Dalhadi Umar BSc – Bupati Lebong
Keseriusan Aparatur
Kunci Keberhasilan Pembangunan Lebong
Pembangunan daerah pada prinsipnya adalah satu sistem. Antara satu
sistem dengan sistem lainnya saling terkait. Untuk itu dalam rangka
mewujudkan keberhasilan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan
masyarakat adil dan merata, maka keseriusan dan kerja sama para aparatur
pemerintah mutlak diperlukan. Tanpa kerja sama dan keseriusan yang
terpadu, mustahil bagi Kabupaten Lebong dapat mewujudkan harapan
masyarakat, terlebih sebagai Kabupaten baru, kerja keras, keuletan dan
kesabaranpun harus dilakukan oleh steakholder – steakholder di Kabupaten
Lebong.
Selain itu, aparatur pemerintah di Kabupaten Lebong yang saat ini lebih
banyak berorientasi ke proyek, harus mengubahnya dengan orientasi
program. Artinya di sini keuletan dan ketelitian aparatur dalam melaksanakan
proyek-proyek pembangunan, baik fisik maupun nonfisk harus
ditumbuhkembangkan, sampai akhirnya tanggung jawab yang mereka
lakukan selesai sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
Bupati sadar, sebagai Kepala Daerah dan sebagai manusia biasa tidak akan
mugkin dirinya bekerja sendiri dalam mewujudkan harapan masyarakat yang
dipimpinnya. Untuk itu, Bupati selalu menekankan kepada aparatur
pemerintah untuk terus berkoordinasi, disiplin dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas-tugas mereka. Bahkan mulai 2009 ini, Bupati akan giat
melakukan razia ke sejumlah tempat, untuk melihat kemungkinan adanya
PNS yang berkeliaran pada jam-jam kantor, dan apabila ditemukan, maka
tanpa pandang bulu Bupati akan memberikan sanksi tegas kepada abdi
Negara itu.
Di Sisi aparatur, penegakan disiplin menjadi fokus utama Bupati Lebong.
Sedangkan bagi warganya, Bupati ingin meningkatkan layanan hingga titik
optimal. Sebagai contohnya, Dalhadi terjun langsung dalam acara sosialisasi
Pemilu 2009 oleh KPU Provinsi Bengkulu di Padang Bano.
Padang Bano Ingin Masuk Lebong
Masyarakat Kecamatan Padang Bano pun, kini semakin yakin dan mantap
untuk bergabung dengan Kabupaten Lebong. Terlebih setelah Ketua KPU
Provinsi Bengkulu Danan Herawan, beberapa waktu lalu turun langsung
memimpin jalannya sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu 2009 di Padang
Bano.
Animo ratusan warga Padang Bano begitu tinggi, bahkan meskipun hujan
mulai mengguyur Padang Bano, mereka tetap bertahan mengikuti hingga
acara selesai. Dalam sosialisasi yang dihadiri oleh Bupati Lebong Drs H
Dalhadi Umar BSc, Ketua DPRD Lebong H.Armansyah Mursalin SE dan
beberapa pejabat Muspida Kabupaten Lebong itu, masyarakat Padang Bano
tidak segan dan canggung mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ketua
KPU Provinsi seputar Pemilu 2009.
Masyarakat mengaku, kehadiran Ketua KPU Provinsi dan beberapa pejabat
Lebong semakin membuat mereka yakin dan bulat tekad bahwa mereka
adalah bagian dari Kabupaten Lebong seperti yang didengar dari orang-orang
tua mereka dulu. Untuk itu, diawali dengan momen Pemilu nanti, mereka
berharap Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara,
Pemerintah Kabupaten Lebong dan masyarakat Provinsi Bengkulu pada
umumnya, mengerti bahwa masyarakat Padang Bano ingin menjadi bagian
dari Kabupaten Lebong,
Dengan demikian, ke depan tidak ada lagi yang harus dipolemikkan. Karena
besar ataupun kecil bentuk polemik, yang dirugikan adalah masyarakat kecil
juga, dan masyarakat tidak ingin terlibat dan dilibatkan kedalam kepentingan
elit politik. Hanya dua yang mereka inginkan, rasa nyaman dan aman, yang
keduanya ditemukan di Kabupaten Lebong.
Perempuan Lebong Kian Berdaya
Melanjutkan cita-cita pendiri bangsa dan kaum perempuan Indonesia adalah
kewajiban segenap anak bangsa. Untuk itu, seiring kemajuan zaman,
hendaknya tidak ada lagi perempuan yang hanya mampu menjadi teman di
kasur, sumur dan dapur. Kaum perempuan di Lebong, Bengkulu, juga
demikian.
Sekecil apapun, kemampuan kaum perempuan, mereka tetap sebagai Ibu
Bangsa yang berperan pencetak pertama watak dan menanamkan karakter
serta pekerti yang luhur pada generasi muda.
Tidak hanya itu, kaum perempuan pun kini harus mampu menjadi motivator
dalam keluarga dengan ikut serta menambah kebutuhan keluarga tanpa
harus melupakan kewajibannya sebagai ibu bagi anak-anak mereka. Melalui
organisasi kewanitaan, seperti PKK, Posyandu, Dasawisma dan P2WKSS, di
bawah binaan Ny Euis Kulsum Dalhadi Umar, wanita-wanita pedesaan di
Lebong secara bertahap mulai pintar dan maju.
Mereka mulai mengerti tentang peranannya dalam keluarga, yang tidak
sebatas memasak maupun mencuci saja. Namun lebih dari itu mereka pun
punya kesempatan untuk membantu ekonomi keluarga dengan ketrampilan
yang mereka dapatkan dari organisasi. Dengan organisasi kewanitaan yang
diikuti oleh Ibu-ibu, mereka pun mengerti arti penting KB (Keluarga
Berencana) bagi mereka dalam mempersiapkan anak-anaknya menjadi
generasi yang cerdas, beriman dan bertaqwa sesuai program Pemerintah
Kabupaten Lebong.
Upaya yang dilakukan oleh PKK dan organisasi kewanitaan lainnya di
Kabupaten Lebong terus dimaksimalkan dalam rangka ikut berperan dalam
pembangunan. Hal ini terbukti dengan menurunnya angka kematian ibu hamil
dan bayi baru lahir di Kabupaten konservasi itu.
Yang lebih membanggakan lagi, Lebong berhasil menerima penghargaan di
bidang KB berupa penghargaan Manggala Karya Kencana dari Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan ini diterima langsung oleh Ny Euis
Kulsum bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Tanjung
Jabung Timur, Jambi, pada 29 Juni 2008.
Penghargaan lain, di bidang P2WKSS, diraih Desa Suka Datang, Kabupaten
Lebong yang berhasil menjadi juara I tingkat Provinsi. Penghargaan
diserahkan langsung oleh Menteri Peranan dan Pemberdayaan Perempuan
RI Meuthia Hatta di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta
bertepatan dengan hari Ibu, 22 Desember 2008.
Sebagai Ketua PKK Ny.Euis Dalhadi bersama Ketua Dharma Wanita Ny
Sulhadie Edy Irha (isteri Sekda Lebong) dibantu anggota-anggotanya, tak
bosan-bosannya mengingatkan dan menghimbau kaum perempuan Lebong
untuk berpartisipasi dan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih
dengan naluri keibuan yang dimiliki oleh kaum hawa, maka lebih mudah bagi
mereka untuk menaburkan kasih sayang dalam mendidik, membina dan
membentuk watak dan karakter generasi mendatang.
3 Kunci Kesuksesan Pembangunan Lebong
Sebagai Kabupaten yang baru seumur jagung, jatuh bangun dalam
menjalankan roda pembangunan, adalah biasa. Namun jangan sampai hal itu
menjadi kebiasaan.
Untuk itu, keseriusan dan koordinasi mutlak diperlukan. Demi suksenya
pembangunan seperti yang diharapkan, maka tiga kunci sudah menjadi
pegangan Pemerintah Kabupaten Lebong. Pertama peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Kedua, pemanfaatan sumber daya alam (SDA).
Ketiga keseriusan aparat penegak hukum.
Peningkatan kualitas SDM berlangsung dengan cara mengubah paradigma
dalam berpikir dan bertindak, baik masyarakatnya maupun aparatur
pemerintah. Dengan demikian mereka akan lebih mengerti tugas dan
fungsinya masing-masing, termasuk menyadari kekurangan masing-masing.
Dari kekurangan itu, hendaknya jangan membuat mereka menjadi tertutup,
tapi sebaliknya mereka harus memberikan apresiasi untuk orang luar yang
memiliki kemampuan dan kemauan bersama-sama membangun Kabupaten
Lebong. Dengan belajar membuka diri, insya Allah bukan hanya Lebong saja
yang akan diuntungkan, masyarakat dan aparatur pemerintah di daerah
itupun akan merasakan manfaatnya.
Era globalisasi bertujuan membuka lini yang tertutup untuk kemudian dapat
terekspose dan menerima informasi dengan cepat. Bukan saatnya lagi
masyarakat dan aparaturnya mengisolasi diri dari globalisasi itu. Jika begitu,
Lebong bukan sekedar small village (dusun kecil), melainkan mampu menjadi
bagian dari global village (kampung global).
Masalah SDA, di sini para wakil rakyat dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam
memaksimalkan pemberdayaan sumber-sumber daya alam di Kabupaten
Lebong. Antara lain melalui pembuatan dan penguatan Peraturan Daerah
terhadap potensi alam yang selama ini belum terjamah, yang kesemuanya
untuk kepentingan daerah dan masyarakat.
Kreativitas dan inovasi yang tinggi dari para anggota legislatif, akan
berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga
Lebong tidak hanya mengandalkan bantuan dari pusat semata. Dengan
demikian, roda pembangunan Kabupaten Lebongpun akan berjalan sesuai
yang diharapkan.
Sebagai contoh adalah pemanfaatan panorama Lebong yang tidak ada di
Kabupaten lain, untuk dijadikan salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi
Bengkulu. Itu pun harus diseriusi oleh kalangan legislatif maupun
eksekutifnya.
Demikian juga aparat penegak hukum, dituntut lebih serius dalam melakukan
pengawasan dan pengawalan kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh
eksekutif dan legislatif. Selain itu juga, hendaknya para aparat penegak
hukum., baik Kepolisian maupun Kejaksaaan jangan terkesan enggan untuk
mensosialisasikan pengetahuannya tentang hukum kepada masyarakat dan
aparatur pemerintah setempat.
Misalnya sosialisasi terkait masalah hukum dan perundang-undangan,
khususnya masalah Tipikor yang dilakukan secara kontinu.
Dengan
sosialisasi itu masyarakat dan aparatur pemerintah sadar akan hukum dan
merekapun tidak akan ketakutan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
masing-masing.
Sinkronisasi, koordinasi dan komunikasi yang terjalin baik antara masyarakat,
aparat penegak hukum dan aparatur pemerintah, akan mempermudah
tercapai tujuan pembangunan Kabupaten Konservasi itu.(Halim Mashati)

Pengeran Cicakrowo


Pengeran Cicakrowo

Rivai Zakaria SH. Pengacara senior ini sangat menyayangkan  atas sikap pemerintah yang dirasa lamban menangani suatu permasalahan.Kasus yang menimba Rakyatnya  siapapun itu,  TKI ,Imigran, atau orang mendapat perlakuan  yanh sipatnya  melangar Hak Azasi Manusia, seperti kasus Manohara ini, Harusnya  Pemerintah sigap tanggap dalam merespon atas apa yang dialami  warganya.”Tidak dibiarkan berlarut,”Rivai. Sebagai bangsa yang berdaulat sambungnya, “ kita harus merasa dilecehkan  pemerintah  sepantasnya Unjuk gigi bahwa Indonesia,  bangsa yang bermartabat dan punya harga diri. Para diplomat,penegak hukum  harus berbuat sesuatu Malaysia sudah acapkali  kali merendahkan martabat bangsa kita,”kata  Advocat kelahiran Palembang ini.
Seperti yang dialami Daisy Fajarina, ibunda Manohara, yang menghawatirkan keadaan anaknya. Beberapa kali ia mencoba menemui anaknya di Kerajaan Kelantan sana, namun tidak diijinkan masuk oleh pihak imigrasi Malaysia. Tentu saja ada alasannya, tetapi mungkin bersifat pribadi.
Lalu memuncaklah kegelisahan Daisy terhadap anaknya Manohara. Ia menduga anaknya telah dianiaya, salah satu bagian tubuhnya, disilet-silet dan lain sebagainya. Dugaan ini menimbulkan empati,
 Menurut Pengacara Senior ini,harusnya Pemerintah proaktif, khususnya Kantor Kedutaan Indonesia di Malaysia. Bantulah bunda Daisy, fasilitasi beliau untuk bertemu pihak kerajaan Kelantan agar masalah ini cepat selesai. Bunda Daisy hanya perlu bertemu anaknya Manohara untuk memastikan keadaan anak manisnya itu baik-baik saja, untuk memastikan apakah benar bagian tubuh tertentu Manohara tidak disilet-silet seperti dugaannya maupun isu yang beredar selama ini. Apa susahnya?
Dan, kalau benar bagian tubuh tertentu dari Manohara terdapat bekas luka sayatan silet, maka itu adalah bukti nyata kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Manohara. Bukti itu sudah cukup bagi Pemerintah Indonesia untuk membawa pulang Manohara.
Tapi, Lanjut Rivai, “kalau pihak Kerajaan Kelantan tetap tak mau mempertemukan Manohara dengan ibunnya, maka utuslah satu staf wanita dari Kantor Kedubes RI di Malaysia untuk meminta kesaksian Manohara di istana. Jika ini pun tak dibolehkan, berarti isu bahwa Manohara telah dianiaya patut  dibenarkan. Kita semua, bukan hanya bunda Daisy, tentu tak rela Manohara dianiaya, apalagi sampai bagian tubuhnya ada yang disilet-silet, walaupun oleh seorang Pangeran sekalipun!Pemerintah Jangan diam Saja,”terang Zakaria.

Hal tersebut sangat disayangkan Rivai, ketika tanggapan kepolisian, kedutaan, pemerintah. Tidak langsung mendapat respon,atas pengaduan yang dilakukan orang tua Manohara. Harusnya pemerintah bersikap proaktif, tanggap atas laporan warganya  sendiri, apalagi ini menyangkut harkat , derajat dan martabat bangsa Indonesia, karena yang melakukan itu Negara luar ,yakni Malaysia.

Malaysia itu Negara kecil, belum tentu orang kita lebih hebat dari dia (Malaysia red). Masalah ini harus  dikrarifikasi baik secara diplomatik maupun politis, bila perlu dilaporkan juga ke HAM Internasional karena termasuk kemanusiaan. Dengan melaporkan pelecehan sex dibawah umur tidak bisa dibiarkan begitu saja, ungkapnya.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus  merasa dilecehkan, ini sebagai pelajaran bagi orang-orang yang merasa bangsa Indonesia, jangan hanya karena mengharapkan kekayaan dan mempunyai mobil mewah harta melimpah lalu seenak-enaknya aja, orang kita diperlakukan seperti binatang, tambahnya.
“Apa pikir orang Malaysia itu hebat ?! Tidak ada itu! , tidak ada yang hebat , mana ada orang Malaysia lebih hebat dari kita, bangsa kita lah yang hebat!” katanya.
“Ini penghinaan bagi bangsa Indonesia, telah banyak warga Indonesia diperlakukan semena-mena oleh pihak Malaysia,. Menurut saya, pangeran itu “Pangeran cicakrowo” yang martabatnya lebih rendah dari martabat binatang, kita harus berani lakukan penuntutan!”.Rivai gemas.

Saya kasihan atas orang-orang yang acap kali menjadi korban melihat bangsa Indonesia seperti ini sering terjadi diperlakukan semena-mena oleh pihak Malaysia. Bagaimana kita mau jadi majikan dinegara sendiri untuk mengangkat derajat sendiri aja tidak berani bangsa kita ini besar mulut banyak bicara saja, tidak mau bertindak, ujarnya.

Selama ini kita terlalu membiarkan, masalah tidak dianggap besar akhirnya segala sesuatu yang ada pada bangsa  kita dilecehkan oleh Negara Malaysia. Kalau masih ada diplomat – diplomat Indonesia yang tidak mendukung pada masalah ini lebih baik “copot sebagai bangsa  Indonesia”, Kita bukan bangsa yang selalu mau ditindas mental diplomat – diplomat itu makin tidak punya perasaan saja.
 Hal yang masuk akal jika dimana mana  terjadi  reaksi dari berbagai elemen seperti baru baru ini , terjadi aksi unjuk rasa sejumlah orang di depan kantor Kedutaan Malaysia di Jakarta, mendukung upaya Daisy. Jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi akan muncul aksi unjuk rasa yang lebih besar, yang bisa menyebabkan hubungan Indonesia – Malaysia terganggu,Pemerintah harus memberi kebangaan pada Rakyatnya ,bahwa pemerintah tanggap dan pro aktip,kalau sudah terjadi unjuk rasa kan,repot?” tambahnya.

 Pengacara Robinhood 
Ketika disinggung tentang Pengacara Robinhood,Rivai  memaparkan ,”Robinhood itu sebenarnya sosok seseorang yang dianggap pahlawan pada jaman dulu, yang mencuri untuk dibagikan kepada kaumnya dan membela kebenaran dari penindasan, tapi arti Robinhood itu sendiri  bisa diterapkan Pada para pengacara dengan mengambil sisi pembela pada kaum  lemah”, katanya.
Walaupun diakuinya sulit menjadi Pengacara Robinhood,untuk melakukan pembelaan saja, masih dalam proses ,pengacara sudah dimuntai uang oleh  kepolisian untuk memuluskan suatu perkara ,begitu pula dipengadilan dan hakim,”saya bisa saja melakukan pembelaan sesuai profesi,tapi keluarga tersangka asal mau membayar apa yang menjadi persaratan Adminitrasi yang diminta Pengadilan dan bayar uang  wara wiri dikepolisian,.Yang penting saya hanya konsisten pada  pemmbelaan  semaksimal mungkin , tidak ikut campur masalah administrasi. Saya bisa saja tidak dibayar”ucapnya.
  membela klien yang benar benar tidak mampu terkadang kita sudah bela maksimal sesuai propesi,tapi terkadang hakim menjatuhkan hukuman maksimal. Tapi menurutnya, bisa saja pengacaa Robinhood  bertemu dengan hakim Robinhood ,hakim yang baik,baru pas (Klop),ujarnya. Peradilan Yang adil akan terbentuk jika Hakim, Jaksa, Polisi Benar benar menjalakan profesi  Hukum sesuai hati nurani dan keadilan tidak harus dibayar..

Tidak mau, tidak dibayar
 Tetapi saya juga tidak mau ,tidak dibayar ,”kalau yang saya  bela seorang koruptor, para penjahat besar  ,para pejabat negara yang melakuka korupsi miliaran rupaih ,tapi tidak di bayar? Enak saja,harus bayar propfesi orang, sementara mereka curi uang negara miliaran,ketika minta bantuan hukum.tapi  tersangka tidak mau bayar pengacara untuk melakukan pembelaan,, tidak mau saya untuk tidak dibayar”Katanya.

Diakunya,  Dia, mendapatkan kekayaaan ,rumah mewah dan mobil BMW bukan dari hasil pengacara,sebelumnya dia juga  sudah mempunyaii beberapa perusahaan seperti perusahaan  yang bergerak dibidang batu bara dan perusahaan Produk Kosmetik yang beredar dipasaran sekarang serta memipin perusaaan lainya. Rivai juga pandai menyisihkan hartanya untuk kegiatan keagamaan  sosial,terbukti  telah didirikan pesantren  dibeberapa daerah dan yayasan anak yatim piatu di Bekasi, “Biar Jadi Berkah “Katanya.
Dikalangan pengacara dan pengusahapun Rivai sering disebut sebut orang baik, yang gemar membantu Fakir miskin. Suka bersosialisasi,  Rivai juga gemar mengumpulkan dan membina  orang orang pengangguran untuk dibina dan diarahkan hingga mendapatkan  pekerjaan yang layak. Semoga Aktivitasnya  diikuti dan ditauladani oleh pengusaha pengacara lain yang memang bangsa ini masih terpuruk dan masih  banyak yang membutuhkan pertolongan ,masih  membutuhkan sosok  seorang Dermawan . ( Halim Mas hati)







J0hn Palinggi: Berperkara? Mediasi Perlu Dikembangkan


John Palinggi: Berperkara? Mediasi Perlu Dikembangkan

Ketua Asosiasi Mediator seluruh Indonesia, John A Palinggi mengatakan, jika mediasi dikembangkan dalam penyelesaian perkara maka akan mengurangi konflik di Indonesia. Hal itu, katanya, juga akan berpengaruh bagi iklim investasi karena penyelesaian perkara yang baik akan membuat investor merasa nyaman.

Mengenai proses mediasi, John mengatakan, jika para pihak yang berperkara baik itu karena persoalan bisnis, agama, parpol hingga keluarga maka setelah setuju dengan upaya damai maka hasilnya akan disahkan oleh pengadilan.

John mengakui hingga saat ini asosiasi yang dipimpinnya sudah bekerja sama dengan seluruh pengadilan negeri seluruh Indonesia. Dia juga berharap ada mediator-mediator yang akan tumbuh dari masyarakat Kristen untuk menangani permasalahan atau sengketa dalam diri masyarakat kristen itu sendiri.

Sebelumnya Mahkamah Agung (MA) telah mendorong berkembangnya upaya mediasi yang dapat menyelesaikan sengketa di luar pengadilan karena dapat mengurangi konflik di masyarakat dan juga dapat mengurangi beban pengadilan dalam menangani perkara. Wakil Ketua MA, Harifin A Tumpa, SH, MH,dalam suatu kesempatan pernah berkata, "MA sangat mendukung adanya usaha mediasi. MA berkepentingan terhadap mediasi di luar pengadilan. Alasan pertama, dengan makin banyaknya perkara yang selesai di luar pengadilan maka konflik di masyarakat makin berkurang.Karena prinsip mediasi 'win-win solution' (saling menguntungkan. Sementara penyelesaian di pengadilan bisa menimbulkan konflik berkepanjangan karena ada pihak yang kalah dan menang. Selain itu jika mediasi berkembang maka diharapkan persengketaan di masyarakat dapat diselesaikan sehingga perkara di pengadilan makin berkurang."

Sebagai gambaran pada 2007, jumlah perkara di peradilan umum lebih dari tiga juta perkara buah yang 20 persen di antaranya adalah perkara perdata. Yang sampai ke MA 7.000-8.000 perkara. Dengan hanya ditangani 14 majelis hakim maka tidak akan mampu menyelesaikan seluruh perkara sehingga setiap tahun ada 'dead lock' atau tunggakan perkara. MA sendiri mendorong tumbuhnya mediasi. Sebelum hakim memeriksa perkara, hakim berkewajiban untuk mendamaikan para pihak yang berperkara.

Rivai Zakaria,SH: ketik REG Spasi Hukum kirim ke 9600,

Di sela kesibukannya, Rivai menyempatkan diri untuk berbagi. Ia yakin dalam hidup manusia mempunyai sesuatu yang dibagi kepada sesama. Dalam agama, hal itu telah diajarkan dan mestinya diterapkan.
Dari 2,5 persen penghasilan yang diwajibkan, Rivai telah memenuhinya, bahkan cenderung lebih besar,20 persen.Bentuknya bukan bukan saja, sekadar materi tapi juga membantu melalui pikiran dan tenaga.
Beberapa hal yang dilakukan berkenaan dengan profesinya, ayah lima anak ini, memberikan konsultasi hukum cuma-cuma lewat dunia maya yakni lewat layanan situs www.warunghukum.com yang bisa diakses kapan saja.
Ia juga membuka konsultasi bagi orang-orang yang sibuk lewat layanan pasca bayar melalui telepon selular dengan bekerjasama dengan perusahaan provider. “Kita tinggal ketik REG Spasi Hukum kirim ke 9600,” katanya.
Layanan ini, selain memberikan pencerahan pada masyarakat, sekaligus membantu pemerintah mencerdaskan masyarakat yang buta hukum


Kenyataannya di Indonesia ,kata riva, penduduk Indonesia yang berjumlah kurang lebih 250 juta., 95 persen buta hukum,baik pada orang kaya,pejabat,pengusaha banyak juga yang buta hukum apalagi orang orang awam.
Ketika disinggung bagaimana kiatnya agar menjaga pengacara handal sekaliber dirinya,dia menjelaskan.kiatnya adalah, untuk menjadi pengacara professional dan handal, ada 4 kategori yang harus dimiliki pengacara itu sendiri .
dia harus Smart yakni pinter menguasai hukum dan pandai berargumen .
yang kedua dia tidak boleh gredding (serakah) pengacara yang serakah tidak berbagi dia akan kesulitan bermitra.
ketiga dia harus membuka Network (jaringan) harus pandai membina hubungan, baik dengan sesama penegak hukum lainya. Lalu yang terakshir, Truss ,kepercayaan.yang keempat ini yang berbahaya!jangan sekali kali bermain dua pintu,karena pada profesi pengacara ada juga unsure sisi bisnisnya,jadi peluang pasang dua kaki selalu ada .biasanya pengacara umumnya jika ingin cepat kaya ia mau dibayar sana sini,ataupun dia menjadi tukang catut atau makelar, bukanya membela hukum’ .
tetapi katanya, pengacara yang beretika dan berhati nurani harus dapat melihat.pada siapa meminta bayaran dan pada siapa memperjuankan pembelaan.kita juga harus menetapkan harga itu berdasarkan hati.”Hati nurani itu bicara ketika ada orang miskin, tetap kita bela tanpa minta dibayar akan tapi bila pada orang yang kaya kita juga harus buka tarif,”Ujarnya. jika pejabat,pengusaha merampok uang miliaran tapi tidak mau intuk tidak dibayar saya akan minta bayaran.jangan kita berselingkuh ,harus konsisten atas apa yang kita perjuangkan.yaitu menanamkan kepercaayaan pada klienya.klien itu akan menjadi juru bicara kepada orang2 dengan menceritakan kepuasanya atas layanan kita,katanya

dipaparkanya, prinsif moral dia sudah diatas orang normal,diatas rata rata.’ prinsif saya adalah menekankan kejujuran kalau dia berbuat harus dikatakan sejujurnya.jangan sampai membebankan sesuatu pada saya, artinya saya harus mengembangkan propesinya apa adanya.kaytaenurut dia sehingga saya memberikan jalan keluarnya.lalu kita bisa berikan jalan keuarnya pada kehidupan dia.
Kalau menurut saya bicara propesionalpengacara adalah ,professional yang memang dia dihargai dikarenakan membela orang lemah.memblela orang yang Di zholimi.itu penekan nomor satu dari pada pengacara.
Melihat kasus yang di alami oleh anaknya rina dia melihat ,anak ini tidak diperlakukan secara adil,iyo dong,bagaimana sih anak lebih muda,lebih kecil,lebih di bawah umur,dituduh memperkosa yang lebih tua,anak lebih kecil itukan artinya mudah dijebak.Papar Rivai.
Waktu disidik anak itu tidak didampingi oleh pendamping.sudah tahu ada undang undang perlindungan anak,dalam pentilidikannyapu harus di damping oleh pengacara atau orang tua korban.”Polisi itu tidak professional dan ini tidak wajar,jadi sebenarnya perkara ioni sudah ga wajar, dan harusnya sudah dibatalkan tidak boleh dilanjutkan kepengadilan.tapi karena sudah dijalankan ya apa boleh buat saya ikuti harus bila dipengadilan tapi harus adil.apapun keputusannya harus adil,tidak adil saya akan banding.tegas rivai.(HALIM)

Halim Perdanakusuma Pahlawan Bangsa

Halim "The Black Mascot" Perdanakusuma
________________________________________

The Balck Mascot, setelah mengikuti pendidikan navigator di sekolah AU Canada kemudian bergabung dengan RAF dengan pangkat Flight Lietunant dan terlibat dalam puluhan misi tempur di daratan Eropa, terutama di angkasa Prancis dan Jerman. Karena dalam setiap misi yang diikutinya selalu kembali dengan selamat dan hasil gemilang anak Madura ini oleh rakan2 di RAF dijuluki "The Black Mascot"

Dialah yang mengajarkan tentang pentingnya unsur pendadakan dan kecepatan dalam pertempuran udara. Pengalamanya terbang dengan pembom Consolidated B-24 Liberator dan Avro Lancaster di atas Prancis dan Jerman dalam 42 Flight Mission.

Sebelum tahun 1942 Halim adalah anggota AL Hindia Belanda sebagai seorang opsir torpedo yang mendapat pendidikan di Surabaya. Pada tahun 1942 Jepang datang dan melibas Belanda, termasuk kapal yang diawaki Halim dihajar pembom Jepang di perairan Cilacap. Halim diselamatkan oleh kapal Inggris kemudian dibawa ke Australia sebelum ke India.

Saat di India Halim bertemu Panglima armada Inggris di India yang kemudian menawarinya untuk bergabung dengan militer Inggris. Dan mulailah petualangan Halim sebagai anggota RAF.
mari gan kita kenang para petualang langit yang merintis AURI agar yang muda makin cinta pada negeri ini.

Lulusan MOSVIA (1938) tiga tahun malang melintang di pertempura udara Eropa, akhirnya pulang ke tanah air bersama tentara sekutu menjelang akhir 1945. Warna kulitnya yang mencolok di antara perwira2 Inggris menjadikan Halim objek perhatian Tentara Republik, esoknya dia ditangkap TRI dan dibebaskan berkat surat sakti Menhan Amir Syarifudin.

Halim kemudian mulai aktif menyiapkan perubahan TRI Jawatan Penerbangan menjadi AURI. Beberapa penerbangan ujicoba dilakukanya misalnya pada 23 April 1946, pesawat Cureng mendarat di Kemayoran, kemudian ke Sumenep dan Malang, yang dilakukan secara formasi bersama Perwira Udara I Sujono dari tanggal 21-26 Mei.



Pengalamanya sebagai mantan perwira RAF dimanfaatkan betul oleh Suryadarma, bukan cuma dalam operasi tetapi juga perundingan2 dengan RAF. Gugurnya Adisucipto membuat Suryadarma kehilangan besar dan akhirnya Halim ditunjuk sebagai Wakil KSAU II menggantikan Adisucipto.
Dilahirkan di Sampang MADURA, November 1922.
Ketika pendudukan Jepang, HALIM PERDANA KUSUMA sedang berada di INGGRIS, untuk mengikuti pendidikan di ROYAL CANADIAN AIR FORCE. Beliau sering beroperasi di THEATER OF EUROPE alias MEDAN UDARA WORLD WAR II, sering beliau melakukan operasi udara menggunakan pesawat pembom ROYAL AIR FORCE ( R.A.F) INGGRIS yang terkenal: AVRO LANCASTER.....melawan LUFTWAFFE ( angkatan udara ) NAZI GERMAN-nya HITLER.

Setelah selesainya perang dunia ke II, HALIM PERDANA KUSUMA kembali ke tanah air, beliau bergabung dengan dengan TKR Jawatan Penerbangan, cikal bakal ANGKATAN UDARA REPUBLIK INDONESIA (A.U.R.I) dibawah Komodor Suryadarma. Bersama dengan ACE terbaik Indonesia lainya ISWAHYUDI, beliau ditunjuk menjadi wakil AURI pada Komandemen Tentara Sumatera untuk membangun ANGKATAN UDARA di Sumatera.

Dalam rangka mendapatkan dan mencari sumber2 bantuan arsenal buat AURI di luar negri, beliau melakukan perjalanan ke Bangkok THAILAND, pada perjalanan itu pesawat beliau mengalami kecelakaan di TANJUNG HANTU, MALAYSIA pada tanggal 14 desember 1947. ABDUL HALIM PERDANA KUSUMA gugur dan dimakamkan di LUMUT, MALAYSIA. Baru 28 tahun kemudian, jenazahnya dipindahkan ke TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA, JAKARTA.

Halim Perdana Kusuma gugur dalam usia yang masih sangat muda 25 tahun...
Ketika bertugas di Bukittinggi sebagai Komandemen AURI Sumatera untuk menyiapkan AU bersama Opsir Udara I Iswahyudi jika Jawa lumpuh akibat agresi Belanda. Base didirikan, lapangan Gadut dihidupkan, dengan Iswahyudi sebagai komandan. Kampanye digalang untuk membeli pesawat, mengalirlah sumbangan rakyat dan terkumpul 14 kg emas.

Pesawat idaman Avro Anson Mk 19 series 1 yang diincar berada di Singapura, pesawat milik Paul H Keegan dibeli seharga 12 kg emas dan sisanya 2 kg dibelikan mesin cetak uang. Transaksi dilakukan di Songkhla Muangthai, setelah sebelumnya Iswahyudi berlatih menerbangkan Anson. Pada tangal 14 Desembar 1947 RI-003 dibawa pulang ke tanah air dengan pilot Iswahyudi dan Navigator Halim Perdanakusuma.



takdir bicara lain, ketika pesawat berada di atas perairan Lumut, Tanjong Hantu Malaysia RI-003 jatuh. Halim gugur pada usia yang sangat muda 25 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Teluk Murok Malaysia, pada 10 November 1975 jenazah dipindahkan ke KMP Kalibata, meski masyarakat setempat merasa keberatan, karena Halim dianggap sebagai pahlawan mereka.

Ibunda Marsekal Madya Purn Ian Santoso Halim Perdana Kusuma,

Lanud Surabaya: "Silahturahmi kepada Sesepuh"
Pentak Sby, 8/21/2009


Ibu Kosadelina Halim Perdana Kusuma foto bersama Komandan Lanud Surabaya Kolonel Pnb Gatot Purwanto, Ketua PIA Ardhya Garini Cab. 4/D II dan perwakilan Pejabat Lanud Surabaya.
Menjelang bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini, silaturahmi kepada para sesepuh merupakan tindak lanjut untuk meningkatkan komitmen, perhatian dan mengambil langkah-langkah nyata untuk memberikan dukungan yang terbaik bagi para sesepuh menikmati masa tuanya, yang telah berjasa pada bangsa dan Negara tercinta, Republik Indonesia. Demikian keterangan Komandan Lanud Surabaya Kolonel Pnb Gatot Purwanto saat silahturrahim di kediaman Ibu Kosadelina Halim Perdana Kusuma, Kolonel Purn Suhartinah, Letkol Purn Tin Sapartinah dan beberapa kediaman sesepuh lainnya di Jl. Kencana Sari 4 Surabaya, diikuti oleh Ketua PIA Ardhya Garini Cab. 4/D II Lanud Surabaya beserta pengurus dan Staf Lanud Surabaya. Selasa (18/8).

Menurut Kolonel Pnb Gatot Purwanto, kegiatan-kegiatan rutin seperti mengunjungi para sesepuh yang sudah lansia di tempat kediaman masing-masing, merupakan suatu peristiwa yang akan disambut dengan tangan terbuka oleh semua pihak. tentunya dan menumbuhkan budaya silaturahmi yang menyejukkan dan memacu semangat kebersamaan untuk membangun masa depan TNI AU Khususnya yang lebih maju, karena dalam kesempatan siahturrahmi tersebut Kita dapat berbagi pengalaman juga menerima saran, pendapat bahkan kritikan yang membangun guna kemajuan TNI AU khususnya di masa mendatang.

Dalam Kesempatan tersebut, Ibu Kosadelina yang merupakan istri dari (alm) Bapak Halim Perdana Kusuma dan orang tua dari Marsekal Madya Purn Ian Santoso Halim Perdana Kusuma, masih bisa bercerita dengan jelas tentang perjuangan Alm Bapak Halim Perdana Kusuma di mulai dari Beliau dilahirkan di Sampang, 18 November 1922. kemudian beliua menamatkan HIS, MULO dan sekolah Pamongpraja di Magelang. Selanjutnya beliau masuk Sekolah Angkatan Laut di Surabaya. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikan Royal Canadian Air Force bagian navigator di Inggris. Pada tahun 1947, kemudian ditugaskan untuk membina AURI di Sumatra, dan pada bulan Desember tahun 1948, Alm. Bapak Halim Perdana Kusuma dan Marsma Ismayudi ditugaskan membeli kelengkapan senjata di Thailand. Keduanya ditugaskan dengan pesawat terbang jenis "Enderson". Pesawat terbang itu dipenuhi dengan berbagai senjata api, di antaranya karbin, sten-gan, pistol dan bom tangan. Tanggal 14 desember 1948, dalam perjalanan pulang, pesawat terbang tersebut jatuh dan diketemukan di sebuah kawasan hutan berdekatan dengan Lumut, Perak, Malaysia. Jasad beliau kemudian dibawa balik ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Sementara Pemerintah Indonesia memberikan penghormatan atas jasa dan perjuangan Bapak Halim Perdana Kusuma, dengan menganugerahi gelar Pahlawan Nasional dan mengabadikan namanya di sebuah lapangan terbang (Bandar Udara) internasional Halim Perdanakusuma di Jakarta. Juga dengan mengabadikan namanya pada kapal perang KRI Abdul Halim Perdanakusuma.

Namru 2 Tak Beda dengan Laboratorium Sekolah

Ian Santoso
Tak Beda dengan Laboratorium Sekolah

JAKARTA - Bendera mungil Merah Putih dengan tiang sepanjang kurang lebih 10 cm
terpasang di atas portal yang melintang di tengah kompleks Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Batilbangkes) milik Departemen Kesehatan RI di Jalan
Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat. Namun beberapa orang yang menjaga portal
itu bukan petugas satpam biasa, melainkan keamanan dari Kedutaan Besar Amerika
Serikat (AS).


Itu adalah gerbang masuk Gedung Unit Penelitian Medis Angkatan Laut AS atau
Navy Medical Research Unit (Namru) Nomor 2. Namun, tidak seperti beberapa hari
sebelumnya, sambutan berbeda dialami para wartawan yang diundang Kedubes AS
untuk mengunjungi Namru 2, Jumat (25/4). Padahal Rabu (16/4) pekan lalu,
rombongan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari susah payah masuk ke dalam
laboratorium yang sudah berdiri sejak tahun 1970 itu. Alasannya, kunjungan
mendadak Menkes tersebut tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Kini, tanpa
banyak tanya, satpam langsung membuka palang dan mengizinkan para wartawan
masuk. Tak lama kemudian dua staf Kedubes AS mempersilakan pers masuk ke
fasilitas penelitian tersebut. Dalam dua hari berturut-turut, Kedubes AS tampak
mempersiapkan betul penyambutan untuk kalangan media massa.


Sehari sebelumnya, Kamis (23/4), Duta Besar Cameron Hume bersama pimpinan Namru
2, Kapten Trevor Jones, merasa perlu memberikan keterangan kepada media
nasional dan internasional. Sehari kemudian, giliran Wakil Duta Besar John
Heffern yang mengajak sejumlah media untuk mengunjungi Namru 2. Upaya-upaya
tersebut untuk menepis kecurigaan yang sedang mengemuka kepada Namru 2.
Apakah Namru 2 fasilitas rahasia? Apakah Namru 2 melakukan kegiatan intelijen
dan diam-diam mengembangkan senjata biologis?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu dalam beberapa pekan terakhir dilontarkan
sebagian pejabat, politisi, dan media lokal, apalagi mengingat dalam dua tahun
terakhir Namru 2 dianggap "ilegal" karena tidak memiliki perjanjian baru dengan
pemerintah Indonesia. Sebaliknya, kecurigaan demikian telah mengusik Pemerintah
AS yang masih memiliki perhatian yang besar untuk melakukan penelitian medis di
Indonesia dengan berupaya mempertahankan Namru 2. "Indonesia masih sangat
penting bagi kami karena memiliki penyakit-penyakit yang sulit ditemui di
negara kami, seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, flu burung dan
lain-lain. Kami di sini tidak akan meneliti penyakit yang sudah lumrah terjadi
di AS seperti jantung maupun kanker," kata Jones saat menyambut kedatangan para
wartawan di tempat kerjanya.

Sulit Dibuktikan
Dalam tur khusus media tersebut, kecurigaan Namru 2 sebagai fasilitas rahasia
sulit sekali dibuktikan kebenarannya kendati lokasinya tidak mencolok dan tidak
memasang papan nama di pinggir jalan umum. Berada di Namru 2 seperti tak ada
bedanya dengan menyambangi laboratorium sekolah atau klinik. Saat itu terlihat
hanya satu-dua orang yang bekerja, selebihnya pergi ke ruang makan menyambar
chicken teriyaki yang dipesan dari sebuah restoran cepat saji, ada pula yang
memanaskan makan siang di microwave. Pimpinan mereka sibuk memberikan briefing
kepada para wartawan di ruang pertemuan. "Kebetulan waktu sudah mendekati
Salat Jumat dan jam makan siang. Jadi suasana di sini sedang lengang," tutur
Zein, peneliti lokal di Namru 2. Seorang staf bahkan terpaksa merelakan
sebagian jam makan siangnya terenggut demi memenuhi permintaan para pewarta
foto untuk menjadi model, seolah-olah sedang meneliti sebuah sampel dengan
mikroskop. Tak ada bedanya dengan seorang mahasiswa yang sedang melakukan
praktikum. "Ini bukan fasilitas intelijen. Fasilitas di sini terbuka untuk
semua pengunjung yang berminat. Kami menyambut baik para ilmuwan, dokter dari
laboratorium milik pemerintah Indonesia, pihak militer, dan perguruan tinggi,"
kata Jones. Kendati dibilang bersifat terbuka, bukan berarti pengunjung asing
bisa bebas keluar-masuk. Memasuki gedung tersebut, penjagaan keamanan sama
ketatnya seperti saat mengurus visa di Kedutaan Besar AS di Jl. Medan Merdeka
Selatan. Pemeriksaan tas dan kartu tamu diberlakukan.


"Namru 2 merupakan bagian dari yurisdiksi Kedubes AS di Jakarta," kata Heffern.
Selain beberapa petugas berseragam yang bersiaga di beberapa sudut ruangan,
rombongan wartawan pun "didampingi" oleh seseorang bertubuh tegap berpakaian
sipil berkalungkan tanda pengenal yang di talinya tertulis "Keamanan
Diplomatik." Dia setia memantau satu per satu pergerakan wartawan pengunjung,
termasuk saat seorang pewarta foto buang air kecil di toilet.


Terlepas dari ketatnya pengamanan, selebihnya tidak ada sesuatu yang mencolok
yang bisa ditemui di Namru 2. Para staf dan peneliti lokal diizinkan berdiskusi
dengan para wartawan. Namun, berdasarkan permintaan dari staf Kedubes AS,
mereka enggan mengungkapkan identitas masing-masing. "Yang bisa dikutip namanya
hanyalah Wakil Dubes dan Direktur Namru," ujar staf Kedubes AS.

Senjata Biologi
Jones menegaskan bahwa Namru 2 tidak pernah membawa apapun hasil penelitiannya
ke laboratorium senjata biologi Los Alamos di Amerika. "Kami tidak tahu-menahu
soal pengiriman sampel spesimen flu ke Los Alamos. Kami tidak tahu-menahu soal
Los Alamos. Namru 2 juga tidak ada kontak dengan Los Alamos. Kami tidak pernah
melakukan penelitian untuk senjata biologi," katanya ketika ditanya mengapa ada
sampel virus H5 N1 strain Indonesia di laboratorium senjata biologi tersebut.

Menurutnya, saat ini MoU baru mengenai Namru 2 masih dalam negosiasi.
Pemerintah Amerika masih mempertimbangkan berbagai perjanjian internasional
lainnya yang melibatkan Amerika, termasuk perjanjian tentang senjata biologi.
"MoU yang kami ajukan harus lebih luas dari sekadar soal senjata biologi,
sehingga semua kegiatan Namru 2 tidak akan bertentangan dengan konvensi senjata
biologi yang disetujui Amerika," kata Jones tentang klausul senjata biologi
dalam MoU yang belum mau ditandatanganinya.


Sementara itu, mantan Kepala BAIS-TNI, Marsekal Madya (Purnawirawan) Ian
Santosa Perdanakusuma yakin bahwa Namru 2 positif alat operasi intelijen
Amerika. "Namru itu, ketika saya kepala BAIS, sudah merekomendasikan untuk
tidak dikeluarkan izinnya karena akan dijadikan alat operasi intelijen Amerika
di Indonesia. Tapi rekomendasi saya tidak ditindaklanjuti oleh penguasa militer
maupun pemerintah saat itu," kata Ian menegaskan dalam diskusi tentang Hak
Asasi Bangsa di Jakarta, Jumat (25/4). Ian menegaskan bahwa Namru 2 telah
melanggar hak asasi bangsa Indonesia. "Saatnya bangsa ini membuktikan bahwa
kita berdaulat secara politik dan ekonomi dengan mengusir Namru 2," katanya.

Ian Sanoso _ Intelijen Bertawaf

Ian Sanoso _ Intelijen Bertawaf
Hari ini dalam cuaca yang sangat bersahabat saya melangkahkan kaki keluar rumah dengan tekat bulat menuju Essence. Setelah melakukan sedikit koordinasi dan memberikan instruksi kepada pasukan dilapangan dan menyatakan saya datangnya agak terlambat berhubung ada sedikit urusan penting yang saya harus hadiri. Urusan penting kenapa tidak. Launching buku “Inteligen Bertawaf” yang ditulis oleh sahabat bloger yang baru saya kenal adalah salah satu peristiwa yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Prayitno Ramelan nama penulis buku itu, seorang purnawirawan berpangkat Marsekal Muda. Dengan hati berbunga-bunga seperti seorang yang sedang jatuh cinta, saya arahkan mobil kesayang si biru tua terbang melayang menuju Essence.
Mendengar nama Essence bagi kalangan atas kota Jakarta bukanlah nama yang aneh lagi. Sebuah apartemen mewah yang mencuat menjulang ke atas di salah satu dreamland kota Jakarta, yaitu Dharmawangsa. Itulah tempat para bloger Kompasiana berkumpul, kopdar istilah kerennya. Bagaimana tidak hati ini akan berbunga-bunga dan terbang melayang mendapatkan undangan untuk menghadiri acara tersebut, karena acara ini banyak dihadiri oleh para talent serta tuan rumahnya adalah bapak angkat para talent tersebut, Prayitno Ramelan. Welcoming party dan sambutan hangat dari tuan rumah sangat menyentuh hati.
Sebagaimana yang disebutkan dalam prolognya kang Pepih pada buku “inteligen Bertawaf”. Prayitno adalah seorang old soldier yang tidak bisa kitah bantahkan lagi. Tapi pada kesempatan ini saya tidak ingin mengatakan beliau never die. Seperti yang diungkapkan sendiri oleh Pak Pray pada sambutan launching buku beliau ini, semuanya akan menemui panggilan mengakhiri kontraknya dalam kehidupan ini. Tapi sebagai orang yang telah menapaki usia yang lebih banyak dari yang muda, bolehlah kita acungkan jempol buat beliau terutama dalam melirik Yuni Shara, penyanyi kondang yang ditanggap untuk acara tersebut. Usia boleh tua tetapi semangat tetap muda, itulah yang diperlihatkan oleh seorang Prayitno Ramelan yang sedang menapaki debutan untuk tidak fade away.
“Inteligen Bertawaf” melihat dari covernya dengan back ground peta Semenanjung Melayu dalam sisi gelap dan terang bisa bercerita banyak kepada kita. Dari gambaran Hendropriyono, seorang mantan petinggi BIN yang telah banyak menapaki jalan panjang keindonesiaan, yang menjadi tamu kehormatan pada acara tersebut, bisalah kita sebagai generasi muda melihatnya dengan cara lebih luas sejarah yang terjadi di Semenanjung Melayu tersebut. Maka tidak heranlah apa yang disampaikan oleh Hendropriyono kupasan tetang Teroris Malaysia yang disampaikan Prayitno Ramelan adalah suatu analisa yang cerdas dari salah seorang prajurit terbaik di negeri ini.
Cover buku yang memperlihatkan sisi gelap dan terang, seperti cahaya senter didalam kegelapan. Mungkin itulah job desk seorang inteligen, mengumpulan informasi diantara gelap dan terang atau bekerja didalam dunia yang samar-samar seperti yang diungkapkan oleh Chappy Hakim, matan Kasau yang juga bloger aktif di Kompasiana, untuk diberikan kepada sang user. Sebagai seorang sahabat dekat Chappy Hakim menilai Prayitno Ramelan sudah mampu menduduki trah tersendiri diantara intel sejati dengan intel melayu, yaitu intel bijak yang mau berbagi dengan pertimbangan yang sangat terukur. Bagi saya pribadi dengan hadirnya buku “inteligen Bertawaf” kedudukan beliau bisalah mendahului kelompok terdahulu karena telah mampu membawa lampu center beliau untuk kemaslahatan yang lebih luas.
Tulisan hitam dan merah yang ada pada covernya, bisalah kita tangkap makna tesirat apa yang ingin disampaikan oleh seorang Prayitno Ramelan. Merah adalah warna terindah kata teman saya Zulfikar. Maka tidak heran simbolisasi dari warna ini banyak menafsirkan kedalam dua kelompok, kebrutalan dan perjuangan. Dalam pandangan awam, seperti yang bisa kita lihat difilm atau baca dinovel-novel, Intel adalah salah satu makhluk yang dinilai punya kelebihan dan dibekali dengan peralatan yang sangat memadai serta diberi keluwesan dibandingkan yang lain. Sehingga dengan dalam benak awam dunia keintelan ini berkaitan erat dengan darah. Disisi lain, tulisan-tulisan provokator disaat perebutan kemerdekaan banyak ditulis dengan tinta merah. Bisa jadi itu juga lambang darah untuk menunjukan kebulatan dekat untuk memperebutkan kemerdekaan. Sisi manakah yang diambil Prayitno Ramelan saya berharap seperti apa yang diungkapkan oleh salah satu sahabat dekat Prayitno Ramelan yang juga ikut mengendorse buku ini, Ian Santoso Perdanakusumah ( mantan Kabais TNI), perjuangan untuk kebaikan bangsa dan negara ini.
Bertawaf dalam konotasi muslim adalah salah satu ritual tertinggi dalam ibadah haji. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist berhaji adalah salah ibadah yang paling mulia. Maka sewajarnya seorang manusia yang mampu mengecap kemulian itu diharapkan bisa pula menjadi suri taulandan. Kembali ke konteks buku “inteligen Bertawaf” dengan pembobotan hitam dan merah pada tulisannya. Bolehlah kita berharap sebagai pembacanya dan yang menyayangi Prayitno Ramelan sebagai Bapak Bloger Kompasiana, menafsirkan warna hitam pada tulisan inteligen adalah kondisi keindosesiaan saat ini. Dan warna merah pada tulisan berjihatnya sebagai aroma perjuangan untuk membawa Indonesia dari yang gelap menjadi terang benderang. Prayitno Ramelan sebagai salah satu dedengkot bloger Kompasiana semoga mau menempatkan diri menjadi agent of change dalam perjuangan ini.
Dalam kenyamanan suasana Essence, dalam canda dan tawa jauh dari hiruk pikuk demontrasi. Dali Tahir dan Rosiana Silalahi mampu membangun acara ini dalam suasana yang hangat dan tidak panas walaupun cuaca diluaran sedikit berawan. Hal ini juga tidak terlepas dari suara merdu Yuni Shara yang telah melantunkan tembang lawasnya menghibur kita semua. Sekali lagi selamat buat Bapak Prayitno Ramelan dan terima kasih banyak atas suguhan yang enak nian.

Ian Santoso._. Intelijen Bertawaf

ntelijen Bertawaf
by: Prayitno Ramelan

Kupasan Pray yang luar biasa cerdasnya ini didasari oleh pengalaman dan pengetahuannya yang sangat luas dalam berbagai ragam aspek aktual. Dengan membaca tulisannya, kita akan lebih bijak memandang perkembangan keadaan lingkungan strategis dari hampir semua tataran dan disiplin ilmu sosial.
A.M. Hendropriyono
Jenderal TNI (Purn.)/ Mantan Kepala Badan Intelijen Negara RI

Membaca buku Prayitno Ramelan yang berjudul Intelijen Bertawaf: Teroris Malaysia dalam Kupasan, banyak sekali tambahan pengetahuan yang akan kita peroleh. Sebagai orang yang sudah malang melintang di dunia "intel", tentunya kita tidak usah heran dengan masalah tersebut. Di sisi lain Prayitno, dalam hal ini sebagai blogger, telah sangat berhasil dan sukses mengantar banyak masalah intelijen ke masyarakat luas tanpa harus membuka dengan telanjang hal-hal yang sensitif dan "berbahaya" bagi orang awam. Keterampilan semacam ini tidaklah selalu dimiliki oleh para perwira atau mantan perwira intelijen.
Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim
Mantan Kasau, The Real Blogger

Marsekal Muda TNI (Purn.) Prayitno Ramelan adalah sahabat saya sejak kami sama sama dididik di Akabri Udara pada tahun 1966 dan sama-sama lulus pada tahun 1970. Beliau orang yang cerdas, cerdik, gagah, berani, dan merakyat. Beliau juga suka melindungi mereka yang lemah. Sikap kepemimpinan sudah menonjol dan sudah menyukai dunia intelijen jauh sebelum saya masuk dunia intelijen, oleh sebab itu saya menghormati dan menghargai pandangan dan sikap beliau terhadap pertahanan keamanan negara khususnya terorisme. Tidaklah mengherankan bahwa beliau menjadi Kadispamsanau, Waaspam Kasau, dan Staf Ahli Menhan, serta Penasihat Menhan Bidang Intelijen. Beliau banyak memberikan dukungan kepada saya dalam masalah intelijen strategis, bahkan sampai saat ini kami masih sering bertemu untuk mendiskusikan pertahanan keamanan negara dan intelijen—tentunya tidak sebagai pengamat ataupun pakar. Biasa-biasa saja ya Pak Prayitno, tetapi berjuang terus untuk bangsa dan negara semampunya.
Ian Santoso Perdanakusuma
Marsekal Madya TNI (Purn.), Mantan Kabais TNI

Kabais TNI Diganti

Kabais TNI Diganti

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Rabu (27/1) di Mako Bais TNI Kalibata Jakarta Selatan, melantik Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Anshory Tadjudin menjadi Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI yang baru, menggantikan Mayjen TNI Syafniel Armen, S.IP, SH., M.Sc.
Dalam sambutannya, Panglima TNI menyatakan bahwa serah terima jabatan ini sebagai sarana untuk memelihara dinamika dan meningkatkan kinerja organisasi serta memastikan berlangsungnya kaderisasi kepemimpinan dalam tubuh TNI. “Jabatan yang diserahterimakan ini, bukan sekedar penghargaan atau pengakuan, tetapi merupakan amanah dari institusi TNI, bangsa dan Negara,” ujar Panglima TNI.
Disebutkan, jabatan sebagai pengakuan atau penghargaan, memiliki dimensi struktural sebagai lambang kepercayaan, atas tugas dan kompetensi yang dipercayakan. Sedangkan sebagai amanah, jabatan memiliki dimensi moral yang mencerminkan tanggung jawab yang lebih besar dan dalam lagi, pesan moral terpenting dari setiap amanah tersebut adalah tanggung jawab yang mesti ditunaikan dengan lunas, baik kepada diri sendiri, keluarga dan organisasi TNI, maupun kepada bangsa dan negara. “Serta lebih utama kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang kelak dipertanggungjawabkan di akhirat di hadapan Sang Khaliq,” tegas Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI menyebutkan, Bais TNI bertugas pokok menyelenggarakan kegiatan dan operasi intelijen strategis, serta pembinaan kekuatan dan kemampuan intelijen strategis dalam mendukung tugas pokok TNI, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004.
Panglima TNI mengakui, tuntutan tugas Bais TNI tersebut akan semakin berat, terutama jika dikaitkan dengan spektrum ancaman yang sangat luas dewasa ini, baik yang berasal dari ancaman tradisional maupun non-tradisional.
Namun, ujarnya, Bais TNI tetap dituntut dapat menjadi institusi terdepan dalam menyiapkan Intelijen Strategis, dan sebagai ujung tombak pimpinan TNI dalam melaksanakan deteksi dan cegah dini terhadap segala ancaman dan gangguan NKRI.
“Tidak ada pilihan lain bagi Bais TNI untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan profesionalitas fungsi intelijen,” ujarnya dengan menyebutkan, Bais juga dituntut dapat berkoordinasi dengan komunitas intelijen (Intelligence Community) baik dengan Badan Intelijen Angkatan dan Kotama, maupun Badan Intelijen diluar TNI.
Disamping itu Panglima TNI juga berharap dan menekankan agar memelihara dan meningkatkan kemampuan intelijen strategis secara terpadu dan terus-menerus untuk mewujudkan kemampuan deteksi dan cegah dini secara tepat dan akurat, sempurnakan terus prosedur dan mekanisme kerja di lingkungan TNI, melalui koordinasi yang kuat antara unsur-unsur intelijen, pemantapan organisasi, peningkatan kemampuan personel dan modernisasi alat peralatan intelijen yang terintregrasi antar matra.
Hadir dalam acara tersebut Kasum TNI Laksdya TNI Didik Heru Purnomo, Irjen TNI Letjen TNI Liliek AS. Sumaryo, Dansesko TNI Marsdya TNI Edy Harjoko dan para Asisten Panglima TNI antara lain Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Rasyaid Qurnuen Aquary, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Supiadin AS., Kapuspen TNI Marsda TNI Sagom Tamboen, S.IP, serta Wakabais TNI Marsda TNI Tengku Johan.

Ian Santoso :Tak Beda dengan Laboratorium Sekolah

Ian Santoso
Tak Beda dengan Laboratorium Sekolah

JAKARTA - Bendera mungil Merah Putih dengan tiang sepanjang kurang lebih 10 cm
terpasang di atas portal yang melintang di tengah kompleks Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Batilbangkes) milik Departemen Kesehatan RI di Jalan
Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat. Namun beberapa orang yang menjaga portal
itu bukan petugas satpam biasa, melainkan keamanan dari Kedutaan Besar Amerika
Serikat (AS).


Itu adalah gerbang masuk Gedung Unit Penelitian Medis Angkatan Laut AS atau
Navy Medical Research Unit (Namru) Nomor 2. Namun, tidak seperti beberapa hari
sebelumnya, sambutan berbeda dialami para wartawan yang diundang Kedubes AS
untuk mengunjungi Namru 2, Jumat (25/4). Padahal Rabu (16/4) pekan lalu,
rombongan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari susah payah masuk ke dalam
laboratorium yang sudah berdiri sejak tahun 1970 itu. Alasannya, kunjungan
mendadak Menkes tersebut tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Kini, tanpa
banyak tanya, satpam langsung membuka palang dan mengizinkan para wartawan
masuk. Tak lama kemudian dua staf Kedubes AS mempersilakan pers masuk ke
fasilitas penelitian tersebut. Dalam dua hari berturut-turut, Kedubes AS tampak
mempersiapkan betul penyambutan untuk kalangan media massa.


Sehari sebelumnya, Kamis (23/4), Duta Besar Cameron Hume bersama pimpinan Namru
2, Kapten Trevor Jones, merasa perlu memberikan keterangan kepada media
nasional dan internasional. Sehari kemudian, giliran Wakil Duta Besar John
Heffern yang mengajak sejumlah media untuk mengunjungi Namru 2. Upaya-upaya
tersebut untuk menepis kecurigaan yang sedang mengemuka kepada Namru 2.
Apakah Namru 2 fasilitas rahasia? Apakah Namru 2 melakukan kegiatan intelijen
dan diam-diam mengembangkan senjata biologis?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu dalam beberapa pekan terakhir dilontarkan
sebagian pejabat, politisi, dan media lokal, apalagi mengingat dalam dua tahun
terakhir Namru 2 dianggap "ilegal" karena tidak memiliki perjanjian baru dengan
pemerintah Indonesia. Sebaliknya, kecurigaan demikian telah mengusik Pemerintah
AS yang masih memiliki perhatian yang besar untuk melakukan penelitian medis di
Indonesia dengan berupaya mempertahankan Namru 2. "Indonesia masih sangat
penting bagi kami karena memiliki penyakit-penyakit yang sulit ditemui di
negara kami, seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, flu burung dan
lain-lain. Kami di sini tidak akan meneliti penyakit yang sudah lumrah terjadi
di AS seperti jantung maupun kanker," kata Jones saat menyambut kedatangan para
wartawan di tempat kerjanya.

Sulit Dibuktikan
Dalam tur khusus media tersebut, kecurigaan Namru 2 sebagai fasilitas rahasia
sulit sekali dibuktikan kebenarannya kendati lokasinya tidak mencolok dan tidak
memasang papan nama di pinggir jalan umum. Berada di Namru 2 seperti tak ada
bedanya dengan menyambangi laboratorium sekolah atau klinik. Saat itu terlihat
hanya satu-dua orang yang bekerja, selebihnya pergi ke ruang makan menyambar
chicken teriyaki yang dipesan dari sebuah restoran cepat saji, ada pula yang
memanaskan makan siang di microwave. Pimpinan mereka sibuk memberikan briefing
kepada para wartawan di ruang pertemuan. "Kebetulan waktu sudah mendekati
Salat Jumat dan jam makan siang. Jadi suasana di sini sedang lengang," tutur
Zein, peneliti lokal di Namru 2. Seorang staf bahkan terpaksa merelakan
sebagian jam makan siangnya terenggut demi memenuhi permintaan para pewarta
foto untuk menjadi model, seolah-olah sedang meneliti sebuah sampel dengan
mikroskop. Tak ada bedanya dengan seorang mahasiswa yang sedang melakukan
praktikum. "Ini bukan fasilitas intelijen. Fasilitas di sini terbuka untuk
semua pengunjung yang berminat. Kami menyambut baik para ilmuwan, dokter dari
laboratorium milik pemerintah Indonesia, pihak militer, dan perguruan tinggi,"
kata Jones. Kendati dibilang bersifat terbuka, bukan berarti pengunjung asing
bisa bebas keluar-masuk. Memasuki gedung tersebut, penjagaan keamanan sama
ketatnya seperti saat mengurus visa di Kedutaan Besar AS di Jl. Medan Merdeka
Selatan. Pemeriksaan tas dan kartu tamu diberlakukan.


"Namru 2 merupakan bagian dari yurisdiksi Kedubes AS di Jakarta," kata Heffern.
Selain beberapa petugas berseragam yang bersiaga di beberapa sudut ruangan,
rombongan wartawan pun "didampingi" oleh seseorang bertubuh tegap berpakaian
sipil berkalungkan tanda pengenal yang di talinya tertulis "Keamanan
Diplomatik." Dia setia memantau satu per satu pergerakan wartawan pengunjung,
termasuk saat seorang pewarta foto buang air kecil di toilet.


Terlepas dari ketatnya pengamanan, selebihnya tidak ada sesuatu yang mencolok
yang bisa ditemui di Namru 2. Para staf dan peneliti lokal diizinkan berdiskusi
dengan para wartawan. Namun, berdasarkan permintaan dari staf Kedubes AS,
mereka enggan mengungkapkan identitas masing-masing. "Yang bisa dikutip namanya
hanyalah Wakil Dubes dan Direktur Namru," ujar staf Kedubes AS.

Senjata Biologi
Jones menegaskan bahwa Namru 2 tidak pernah membawa apapun hasil penelitiannya
ke laboratorium senjata biologi Los Alamos di Amerika. "Kami tidak tahu-menahu
soal pengiriman sampel spesimen flu ke Los Alamos. Kami tidak tahu-menahu soal
Los Alamos. Namru 2 juga tidak ada kontak dengan Los Alamos. Kami tidak pernah
melakukan penelitian untuk senjata biologi," katanya ketika ditanya mengapa ada
sampel virus H5 N1 strain Indonesia di laboratorium senjata biologi tersebut.

Menurutnya, saat ini MoU baru mengenai Namru 2 masih dalam negosiasi.
Pemerintah Amerika masih mempertimbangkan berbagai perjanjian internasional
lainnya yang melibatkan Amerika, termasuk perjanjian tentang senjata biologi.
"MoU yang kami ajukan harus lebih luas dari sekadar soal senjata biologi,
sehingga semua kegiatan Namru 2 tidak akan bertentangan dengan konvensi senjata
biologi yang disetujui Amerika," kata Jones tentang klausul senjata biologi
dalam MoU yang belum mau ditandatanganinya.


Sementara itu, mantan Kepala BAIS-TNI, Marsekal Madya (Purnawirawan) Ian
Santosa Perdanakusuma yakin bahwa Namru 2 positif alat operasi intelijen
Amerika. "Namru itu, ketika saya kepala BAIS, sudah merekomendasikan untuk
tidak dikeluarkan izinnya karena akan dijadikan alat operasi intelijen Amerika
di Indonesia. Tapi rekomendasi saya tidak ditindaklanjuti oleh penguasa militer
maupun pemerintah saat itu," kata Ian menegaskan dalam diskusi tentang Hak
Asasi Bangsa di Jakarta, Jumat (25/4). Ian menegaskan bahwa Namru 2 telah
melanggar hak asasi bangsa Indonesia. "Saatnya bangsa ini membuktikan bahwa
kita berdaulat secara politik dan ekonomi dengan mengusir Namru 2," katanya.

Hartono Tanu Widjaja ,SH ,--Selektif Memilih Kasus



Selektif Memilih Kasus

Setiap lawyer diberikan pedoman untuk tidak menolak memberikan jasa bantuan hukum. Bahkan ada aturan yang mewajibkan lawyer memberikan bantuan hukum cuma-cuma yang disebut probono.

Namun, lelaki yang memiliki izin advokat pada 1995 ini mengacu pada hak yang dimiliki setiap individu, yakni memilih kasus-kasus yang akan ditangani. “Saya selektif memilik kasus. Jadi bukan soal menolak atau menerima,” katanya.

Apalagi prinsip yang dipegangnya bukan semata-mata perkara uang, tapi kebenaran, sejalan dengan keyakinannya bila memegang kebenaran alhasil uang datang sendiri. Sebaliknya kalau uang dipegang, tanpa kebenaran, bisa-bisa uang habis bahkan bisa hancur.

yang diyakininya, orang yang salah pun punya kebenaran. Karena orang bersalah belum tentu 100 persen kesalahan berada dipundaknya. Karena satu peristiwa terkait sebab akibat. Mungkin 10 persen sampai 90 persen atau mungkin dia berada di tempat dan waktu yang salah.

Inilah perlunya keyakinan kebenarannya pada saat seleksi menerima klien. Yang sulit adalah pada saat menyeleksi kebenaran yaitu wajib memberikan opini pada calon klien. “Apakah kita mampu jujur pada mereka saat kalah bilang kalah, menang bilang menang atau dibuat abu-abu,” katanya.

Obsesi Menghidupkan Penggabungan Hukum Adat dan Hukum Nasional

Selama menjalani pekerjaannya, ada sesuatu yang menjadi kebanggaannya yakni menangani kasus dari ujung timur ke ujung barat. Dari Papua sampai Aceh.

Pendeknya, seantero negeri pernah disinggahinya dalam rangka advokasi. Biasanya perkara yang ditangani adalah sengketa warga melawan pemerintah setempat.

Menariknya, usai memenangi kasus yang ditangani, ia kerap mendapat penghargaan dari warga melalui sesepuh. Sebuah gelar kehormatan yang disematkan padanya. “Makanya, saya banyak mendapat gelar adat dari beberapa daerah,” katanya.

Selain itu, pengalaman unik juga pernah dialami. Di daerah tertentu, terkadang manusia bisa kalah dengan binatang. Misalnya disalah satu daerah di Papua—babi bisa didahulukan saat menumpang naik pesawat ketimbang manusia. “Karena babi-nya untuk kepala suku yang mengadakan pesta adat,” kenangnya.

Terlepas dari semuan, sebagai orang yang memiliki idealisme untuk mempertahankan kebenaran, Hartono punya keinginan yang belum tercapai. Dari pengalamannya menangani beragam kasus di seantero negeri, ia mendapati fakta unik.

Menurutnya hukum nasional itu muncul dan terbentuk apa yang dikenal sebagai hukum adat dimana hukum tersebut berkolaborasi dengan hukum agama dan etika nilai.

Uniknya kolaborasi itu ada titik-titik persamaan yang baik. Persoalannya adalah dalam implementasi penegakkan hukum ternyata berbeda.

Contohnya di wilayah timur. Di sana saat orang melakukan pencurian, sanksi-nya tidak seperti di kota besar yakni pidana. Atau membunuh tidak dihukum mati atau dipidana sekian lama tapi sanksi adat. Alasannya sederhana. Karena mereka yakin tidak ada seorang pun yang mengajarkan mengambil milik orang lain.

Inilah satu cita-cita yang akan berusaha digapainya yaitu menghidupkan kembali titik taut antara hukum nasional dengan hukum adat dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.

Contohnya di Papua yang memiliki 321 suku yang mempunyai hukum adat berbeda. Keinginannya adalah mampu melakukan kodifikasi hukum di Papua sehingga sangat membantu upaya-upaya penegakkan hukum di tingkat nasional atau daerah.

Kenapa? Karena prinsipnya, tidak harus memaksakan diri membentuk kejaksaan atau pengadilan atau Lapas di tiap daerah karena tipikalnya tidak begitu. “Maka hidupkan kembali nilai hukum-hukum adat dengan membuat kodifikasi hukum adat,” katanya.

Tujuannya adalah bagaimana menyikapi situasi globalisasi dengan masuknya nilai-nilai baru termasuk nilai-nilai asing. “Yang bisa memperkuat adalah hukum adat itu,” jelasnya.

Ini adalah sesuatu yang penting karena merupakan bagian kontribusi hukum nasional. Karena tidak mungkin kita mengadopsi satu hukum modern hanya berdasarkan copy paste atau ratifikasi dari hukum-hukum asing. “ Jelas bertolak belakang,” ungkapnya.

Contohnya, di Manokwari yang terkenal kota gereja tapi korupsi tetap ada. Di Aceh, kota serambi Mekah, orang korupsi tetap ada, mabuk-mabukkan, berzinah tetap ada. Di Mataram kota seribu majid, bukan berarti tidak ada korupsi.

Inilah yang menjadi tantangan yang menjadi tekadnya untuk menautkan dua hukum yang dinilainya saling berkaitan. “Saya akan berupaya keras mewujudkannya,” ujar Hartono yang memiliki hasrat menciptakan petuah bijak yang dikenang sepanjang masa.