Setiap lawyer diberikan pedoman untuk tidak menolak memberikan jasa bantuan hukum. Bahkan ada aturan yang mewajibkan lawyer memberikan bantuan hukum cuma-cuma yang disebut probono.
Namun, lelaki yang memiliki izin advokat pada 1995 ini mengacu pada hak yang dimiliki setiap individu, yakni memilih kasus-kasus yang akan ditangani. “Saya selektif memilik kasus. Jadi bukan soal menolak atau menerima,” katanya.
Apalagi prinsip yang dipegangnya bukan semata-mata perkara uang, tapi kebenaran, sejalan dengan keyakinannya bila memegang kebenaran alhasil uang datang sendiri. Sebaliknya kalau uang dipegang, tanpa kebenaran, bisa-bisa uang habis bahkan bisa hancur.
yang diyakininya, orang yang salah pun punya kebenaran. Karena orang bersalah belum tentu 100 persen kesalahan berada dipundaknya. Karena satu peristiwa terkait sebab akibat. Mungkin 10 persen sampai 90 persen atau mungkin dia berada di tempat dan waktu yang salah.
Inilah perlunya keyakinan kebenarannya pada saat seleksi menerima klien. Yang sulit adalah pada saat menyeleksi kebenaran yaitu wajib memberikan opini pada calon klien. “Apakah kita mampu jujur pada mereka saat kalah bilang kalah, menang bilang menang atau dibuat abu-abu,” katanya.
Obsesi Menghidupkan Penggabungan Hukum Adat dan Hukum Nasional
Selama menjalani pekerjaannya, ada sesuatu yang menjadi kebanggaannya yakni menangani kasus dari ujung timur ke ujung barat. Dari Papua sampai Aceh.
Pendeknya, seantero negeri pernah disinggahinya dalam rangka advokasi. Biasanya perkara yang ditangani adalah sengketa warga melawan pemerintah setempat.
Menariknya, usai memenangi kasus yang ditangani, ia kerap mendapat penghargaan dari warga melalui sesepuh. Sebuah gelar kehormatan yang disematkan padanya. “Makanya, saya banyak mendapat gelar adat dari beberapa daerah,” katanya.
Selain itu, pengalaman unik juga pernah dialami. Di daerah tertentu, terkadang manusia bisa kalah dengan binatang. Misalnya disalah satu daerah di Papua—babi bisa didahulukan saat menumpang naik pesawat ketimbang manusia. “Karena babi-nya untuk kepala suku yang mengadakan pesta adat,” kenangnya.
Terlepas dari semuan, sebagai orang yang memiliki idealisme untuk mempertahankan kebenaran, Hartono punya keinginan yang belum tercapai. Dari pengalamannya menangani beragam kasus di seantero negeri, ia mendapati fakta unik.
Menurutnya hukum nasional itu muncul dan terbentuk apa yang dikenal sebagai hukum adat dimana hukum tersebut berkolaborasi dengan hukum agama dan etika nilai.
Uniknya kolaborasi itu ada titik-titik persamaan yang baik. Persoalannya adalah dalam implementasi penegakkan hukum ternyata berbeda.
Contohnya di wilayah timur. Di sana saat orang melakukan pencurian, sanksi-nya tidak seperti di kota besar yakni pidana. Atau membunuh tidak dihukum mati atau dipidana sekian lama tapi sanksi adat. Alasannya sederhana. Karena mereka yakin tidak ada seorang pun yang mengajarkan mengambil milik orang lain.
Inilah satu cita-cita yang akan berusaha digapainya yaitu menghidupkan kembali titik taut antara hukum nasional dengan hukum adat dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
Contohnya di Papua yang memiliki 321 suku yang mempunyai hukum adat berbeda. Keinginannya adalah mampu melakukan kodifikasi hukum di Papua sehingga sangat membantu upaya-upaya penegakkan hukum di tingkat nasional atau daerah.
Kenapa? Karena prinsipnya, tidak harus memaksakan diri membentuk kejaksaan atau pengadilan atau Lapas di tiap daerah karena tipikalnya tidak begitu. “Maka hidupkan kembali nilai hukum-hukum adat dengan membuat kodifikasi hukum adat,” katanya.
Tujuannya adalah bagaimana menyikapi situasi globalisasi dengan masuknya nilai-nilai baru termasuk nilai-nilai asing. “Yang bisa memperkuat adalah hukum adat itu,” jelasnya.
Ini adalah sesuatu yang penting karena merupakan bagian kontribusi hukum nasional. Karena tidak mungkin kita mengadopsi satu hukum modern hanya berdasarkan copy paste atau ratifikasi dari hukum-hukum asing. “ Jelas bertolak belakang,” ungkapnya.
Contohnya, di Manokwari yang terkenal kota gereja tapi korupsi tetap ada. Di Aceh, kota serambi Mekah, orang korupsi tetap ada, mabuk-mabukkan, berzinah tetap ada. Di Mataram kota seribu majid, bukan berarti tidak ada korupsi.
Inilah yang menjadi tantangan yang menjadi tekadnya untuk menautkan dua hukum yang dinilainya saling berkaitan. “Saya akan berupaya keras mewujudkannya,” ujar Hartono yang memiliki hasrat menciptakan petuah bijak yang dikenang sepanjang masa.
Luar Biasa, SK Notaris Baru Langsung Keluar Dalam Hitungan Menit!
Momentum 100 hari kabinet SBY-Budiono benar-benar membawa berkah bagi ribuan candidat notaris yang telah hampir 2 tahun tak jelas harapannya karena terganjal Diklat SABH. Ditengah asa yang hampir pudar tersebut muncullah program yang bagai mimpi disiang bolong dari Menkumham Patrialias Akbar, bahwa dalam 100 hari kinerja instansinya, akan mengangkat 3.000 notaris baru. Mendengar project ini di saluran TV, awalnya, hanya skeptis dan apatisme saja yang muncul. Benarkah??
Ucapan sang mentri baru tersebut bukan isapan jempol belaka, karena perlahan tapi pasti, action dilapangan mulai nampak,karena langsung ditindak-lanjuti dengan pengumuman bahwa akan segera dilakukan diklat SABH. Pengumuman itu langsung disambar oleh para candidat, terbukti hari pertama pembukaan pendaftaran saja langsung 1.000-an candiddat yang mendaftar, demikian kata Bang Oji, salah seorang staf administrasi PP INI di Sekretariat INI Roxy Mas. Luar biasa dan fantastis!! Benar-benar tanda-tanda kebangkitan asa para candidat notaris hidup kembali.
Diklat yang dinanti-nantikan pun tiba, tak tanggung-tanggung, dibuka langsung oleh RI-2, Bpk. Budiono. Tempatnya pun tidak main-main, di the Ritz Carlton Hotel, suatu kawasan prestisius di SCBD-Jakarta.
Lagi-lagi Menkum saat pembukaan mengeluarkan statement yang mengejutkan bahwa dalam 7 (tujuh) hari SK Notaris akan segera ditangan para candidat, jika semua syarat lengkap. Statement mentri tersebut-pun bersambut, diakhir Diklat, semua peserta yang memenuhi syarat langsung menerima sertifikat, yaitu satu-satunya "dokumen sakti" yang amat ditunggu-tunggu para candidat selama ini.
Dengan lengkapnya syarat pengajuan SK notaris, tiba saatnya pengujian janji-janji menkum. Tanggal 21 Jan 2010, berbondong-bondong para candidat ke Depkum di Kawasan Rasuna Said. Ternyata, disana pun sudah "stand-by" puluhan crew yang semuanya adalah para pegawai Subdit Notariat dan AHU Depkum, telah siap dengan perangkat komputer "on-line"-nya menerima berkas para calon. Tidak kurang dari 15 unit laptop dan beberapa unit PC dilengkapi beberapa unit printer, dengan sabar melayani antrian yang cukup banyak. Awalnya memang sempat tak terkontrol karena kekurang sabaran para candidat yang ingin dilayani lebih dahulu tanpa memperhatikan lagi nomor antri. Tapi syukurlah, jajaran crew tak surut semangat pengabdiannya, dengan sabar terus melayani para candidat.
Setelah antri sekian waktu, beberapa orang tak sadar langsung berteriak, "Saya Notaris Sekarang, saya menjadi notaris sekarang!!"
Apa yang terjadi? Hampir tak dipercaya, akhirnya klimaks dari penantian panjang berujung dengan heppy, ya heppy ending. Dalam hitungan jam, SK Notaris kini dalam genggaman. Terima kasih Depkum, terima kasih pak Mentri, terima kasih juga kepada seluruh crew yang tak kenal lelah terus melayani hingga larut malam. Engkau, kini, menorehkan sejarah yang luar biasa buat para notaris baru, suatu spirit yang akan terus terjaga di dada masing-masing notaris baru.
Akhirnya, Selamat buat para rekan yang telah menerima SK, lanjutkan mimpi anda yang sempat pudar dengan mimpi-mimpi baru, tentu dengan "etika profesi Notaris sejati". Selamat dan sukses buat semua!!
Senin, 18 Januari 2010
Benarkah Pengumuman Hasil Ujian PPAT akan direvisi?
Terbitnya Pengumuman Hasil Ujian PPAT yang diselenggarakan pada tgl 1-2 Des 2009 di Yogyakarta oleh BPN dengan Keputusan Panitia Penyelenggara Ujian PPAT Tahun 2009 Nomor 32 / KEP – 100.17.3 / XII / 2009 tanggal 23 Desember 2009 tentang Penetapan Hasil Evaluasi Ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah Tahun 2009, yang di publish di web resmi BPN pada tgl 24 Des 2009, dengan judul : PENGUMUMAN PANITIA PENYELENGGARA UJIAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH TAHUN 2009 Nomor : 5008 / PENG – 100 / XII / 2009, tentu sangat-sangat menggembirakan. Maka seketika, saling ucap selamat kepada sesama rekan yang lulus pun otomatis terlontar.
Tetapi ada yang aneh dari pengumuman tersebut karena belum sempat dibaca oleh semua peserta, tahu-tahu pengumumannya ditarik dari web BPN. Karena raibnya pengumuman tersebut maka berkembanglah issue yang simpang siur, sebut saja antara lain : Hasil Ujian akan direvisi, Surat Keputusan Hasil Ujian tidak valid, Pengumuman yang dipublis di web BPN adalah kerjaan orang iseng dan masih banyak issue miring lainnya.
Banyak teman, tak peduli dari Jakarta apalagi dari daerah yang deg-deg-an dengan issue miring itu, lalu kesana-kemari mencari informasi. Tapi konfirmasi dari staff adm PPAT BPN di jalan sisingamangaraja pun tak berani memberi komentar. hal ini menambah semakin kencangnmya issue bahwa hasil ujian sebagaimana diumumkan dalam web BPN tgl 24 Des 2009 tersebut tidak valid.
Jika kita menanggalkan emosi dan perasaan kita karena sebagai peserta ujian, dan jika kita merenung, apakah memang demikian instansi yang nota bene setingkat kementrian negara tersebut, dengan seenaknya menarik/menggugurkan pengumuman yang lengkap dengan SK dan diumumkan dalam web resmi BPN hanya dalam hitungan jam?
Dengan pendekatan logika sederhana saja, saya yakin bahwa instansi pemerintah yang kita cintai yaitu BPN, tidak demikian. Karena proses untuk penerbitan SK dan lalu diumumkan ke publik tidaklah merupakan perkara gampang. Harus melalui mekanisme internal yang telah lebih dahulu melewati tahap cek and recheck.
Maka berangkat dari logika sederhana tersebut, saya yakin bahwa hasil ujian PPAT yang telah diumumkan tersebut benar-benar merupakan satu produk final dari BPN sehingga memiliki kepastian hukum yang sudah tetap. Harapan saya, kita tidak dengan mudah mempercayai issue yang tidak berdasar apapun apalagi bagi kita yang mengerti dan mempelajari hukum.
Maka tak lebih dan tidak terlambatlah jika pada kesempatan ini saya mengucapkan Selamat atas kesuksesan rekan-rekan sekalian dalam ujian PPAT tersebut.
Diklat SABH : Rekor Muri Dalam Jumlah Peserta
Akhirnya event yang ditunggu-tunggu ribuan calon notaris di seluruh Indonesia menjadi kenyataan. Event yang menjadi salah satu prasyarat untuk mewujudkan mimpi para calon notaris dan keluarganya tersebut, hari ini pukul 08.55 WIB resmi dibuka oleh Wakil Presiden RI Bpk. Prof. Dr. Budiono.
Dalam sambutannya Wapres RI menekankan bahwa notaris memiliki posisi yang sangat strategis dalam simpul-simpul kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di seluruh wilayah RI. Untuk itu perlu kiranya para calon merenungi diri apakah komitment dan integritas dirinya benar-benar sudah bulat untuk mengemban profesi notaris tersebut. Mengapa demikian? karena di era kedepan ini peranan notaris akan sangat menentukan dalam meletakkan dasar-dasar hukum yang pada gilirannya akan memberi kepastian hukum dlm bertindak ditengah-tengah dinamika pembangunan sosial ekonomi masyarakat. dalam konteks ini perlu komitment dan integritas yang tinggi dalam pelaksanaan profesi notaris kedepan, lanjut Wapres.
Diklat yang mengambil tempat di The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta ini, diselenggarakan atas kerjasama Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia cq. Dirjen AHU dan PP INI, dilaksanakan selama 3 hari dari tgl 18 - 20 Jan 2010.
Disela-sela acara pembukaan tersebut, berkesempatan juga Direktur MURI Bp. Jaya Suprana memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas pencapaian kinerja Menkumham RI Bp. Patrialis Akbar atas beberapa gebrakannya dalam kerangka 100 hari kinerja SBY-Budiono dibidang hukum dan ham. Rekor yang cukup fantastis itu diberikan oleh MURI atas, antara lain jumlah peserta diklat terbesar selama ini yaitu +/- 2.000 orang. Penghargaan lainnya akan diberikan kepada Menkum dalam event terkait lainnya yaitu atas gebrakannya dlm keimigrasian (pembebasan biaya paspor bagi TKI/TKW yang akan bekerja ke luar negeri), proses perijinan badan hukum (target date 5 hari kerja)dan validasi visa bagi wisatawan asing yg dilakukan on-board bekerja sama dengan Garuda.
Sampai dengan tengah hari ini (saat coretan ini ditulis), Peserta Diklat yang sangat dinanti-nantikan ini sangat antusias mengikuti paparan dari para pembicara. Moga saja langkah awal yang baik ini akan kita tindak lanjuti dengan sangat serius dalam implementasi kinerja kita didepan ini sebagai notaris yang benar-benar profesional.
Selamat berdiklat rekan-rekan sekalian, ingat ini sebagai satu langkah awal, kita sudah mulai dengan baik, selanjutnya kita sendirilah yang menentukan sukses kita dimasa yang akan datang. Satu kata bijak yang kiranya dapat memberi inner-spirit bagi kita adalah : Jangan terpana pada proses (yang mungkin berliku), tetapi pandanglah hasil yang kita cita-citakan.
Banyak yang percaya, di balik kesuksesan suami, ada istri yang hebat. Adagium ini tampaknya tepat dialamatkan pada sosok, Hj. Euis Kulsum Dalhadi—istri bupati Kabupaten Lebong, Dalhadi Umar.
Lima tahun belakangan, kesibukannya bertambah dari biasanya saat sang suami masih menjabat camat di Kabupaten Garut.
Sejumlah kegiatan yang menempatkannya menjadikannya pengurus kini diembannya, terutama kegiatan sosial.
Seperti kegiatan pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Keluarga Berencana (PKK-KB) yang memiliki program penyuluhan pada keluarga seperti pelayanan KB gratis.
Program ini melayani peserta aktif dan peserta baru yang berjumlah 110 akseptor KB yang terdiri dari suntik 26 akseptor, implant 9 akseptor, pil 72 akseptor dan kondom 3 akseptor.
Pelaksanaan kegiatan itu sendiri dilaksanakan di 13 kecamatan dan dipusatkan di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Pinang Belapis, Lebong Utara, Padang Bano dan Uram Jaya
Sebagai Ketua Tim Pelaksana kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan ini sangat ditentukan oleh mantapnya koordinasi, keterpaduan dan dukungan semua unsur pelaksana serta masyarakat mulai dari desa, kelurahan, kecamatan serta kabupaten.
Sejauh ini, program tak mendapat kendala berarti bahkan telah memenuhi target.
Namun, ada yang terasa kurang sreg. Pasalnya, program tersebut masih minim peran serta kaum pria. Ini ditandai dengan kurangnya peserta KB pria.
Padahal peran pria sangat diperlukan dalam mensukseskan Program KB Nasional dan keadilan dan kesetaraan gender dalam ber-KB.
“Dalam mensukseskan Program KB diperlukan keadilan dan kesetaraan gender dalam ber-KB dalam artian peran serta pria sangat diperlukan,” katanya usai memebrikan laporan pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan Kabupaten Lebong Tahun 2009.
Besarnya animo masyarakat dalam sejumlah program, membuat Hj. Euis merasa program harus dilakukan secara berkesinambungan, khususnya kepada masyarakat pra sejahtera dan sejahtera I.
Untuk itu dibutuhkan peran semua pihak terkait seperti tim penggerak PKK, Badan Keluarga Berencana, dan Dinas Kesehatan.
Nah, untuk 2010 ini, Hj. Euis berencana melaksanakan program yang lebih menyentuh masyarakat dengan tujuan memberikan kesejahteraan, lebih sehat dan mengalami maju.
Kegiatan-kegitan inilah yang dinilainya turut mengimbangi kesibukan suami dalam mengerakan roda pemerintahannya.
Ia sadar, semua yang dilakukannya dalam rangka mewujudkan amanah masyarakat yang mempercayakan pada sang suami.
Menurutnya, apa yang dilakukannya bertujuan mensukseskan program suaminya yang berniat mewujudkan masyarakat Lebong sejahtera dan menjadi sumber daya yang mumpuni.
Makanya, ia tak ragu membagi ilmunya kepada masyarakat agar kemajuan Lebong cepat terlaksana. “Semua saya lakukan demi pengabdian dan kecintaan kepada masyarakat,” tandasnya. HALIM MASH
Kapolres Way Kanan Lukas A Abrari beserta jajaran siap mengamakan proses jalannya pilkada. Untuk anti sipasi jalan nya pemilihan pihaknya telah mempersiapkan personil dilapangan guna mengantisipasi keamanan menjelang pilkada nanti.”Sudah kita siapkan pengamanan pilkada menjelang dan puncak pelaksanaannya yang akan digelar sekitar bulan Mei dan Juni , sekarang dalam tahap pengkondisian wilayah .,” Papar Lucas Abriari
. Pada pengamanan pilkada nanti katanya, kita lihat potensinya .pihaknya melihat sejauh ini potensi itu belum Nampak ,karena calon- calon yang diajukan oleh parpol relatip landai landai saja,pencalonanyapun tidak ada yang bermasalah. artinya calon calonnya tidak bermasalah sehingga belum tampak penolakan dari tokoh tokoh masyarakat , untuk menolak calon yang lainnya.
“Yang penting Netralitas KPU terjaga , karena kuncinya disitu,” Ujarr lucas. jika KPU bersikap tdk netral ,atau proses tidak terselengara tidak nertal , ya sudah itu yang paling rawan. “Ungkapnya.
“sekarang DPT belum ditetapkan ,nanti kita lihat dulu, sejauh ini DPT sudah di jaring dengan bagus.ya moga moga bisa diterima .kalau DPT sudah tidah ada permasalahan, ya tinggal prosedurnya ,” Ujar Bapak tiga putiri ini,
Di wilayah hukum nya relatip aman dan terkendali
Ketika disinggung tentang polmas.LA Abriari mengatakan,bahwa program kepolisian tersebut sudah dilaksanakan sejak kabupaten ini berdiri. Daerah yang baru berkembang ini suasana memang baru masih desa banget ,pendekatanya tentu terfocus langsung pada masyarakat di tinggkat bawah .
Dalam menjalankan Pemolisian Masayarakat itu Abriani membetuk Babinkantibmas dengan menyertakan tokoh –tokoh masyarakat,pemuka agama ,pemuda untuk sama menjaga ketertiban wilayahnya masing-masing bekerjasama dengan kepolisian.
“karena way kanan merupakan daerah pemerkaran dengan penduduk yang tidak begitu banyak ,pasti tingkat kriminalitas tidak berarti banyak.masih relatif aman paling sebatas pencuri kecil kecil yakni pencurian karet. Karena memang mayortiras penduduk sini petani karet,”ujarnya,
Di wilayah ini tergolong relative aman dan tidak ada gejolak sedangkan Ratio polisi dan masyarakat sejauh ini statistiknya sudah cukup bagus karena anggotanya 500 personil, 1:1000 sebenarnya masih cukup jauh namun sekarang yang ada dulu kita optimalkan,tambahnya. (Halim ferrry)
lambat laun penilaian itu seakan sirna. Saat ini, sejumlah tokoh perempuan terus bermunculan dari beragam profesi, dan memberi bukti bahwa mereka dapat bersaing dengan lelaki untuk memberi kontribusi kepada bangsa. Chandra Motik salah satunya. sosok perempuan menjadi terbelenggu.dengan budaya Pariarki yang selalu diidentikan pekerjaan rumah
tangga dan seakan sulit untuk menjadi figur yang bersaing dalam karir profesi.
Perempuan kelahiran Jakarta 18 Februari 55 tahun silam ini menjadi tokoh perempuan yang patut diacungi jempol. Betapa tidak, saat ini Chandra menjadi pengacara khusus bidang kelautan. Sebuah profesi yang jarang digeluti para sarjana hukum di Tanah Air.
Siapa sangka, Chandra yang merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini awalnya bercita-cita menjadi astronot. Dimata dia, menjadi seorang astronot adalah hal yang sangat membanggakan karena tak semua orang bisa menginjakkan kakinya di bulan. Apalagi nama Chandra artinya adalah bulan.
Namun, Chandra tiba-tiba membanting setir cita-citanya setelah melihat kondisi laut di Indonesia. "Saya mendadak ingin tahu seluruh tentang laut, terlebih Indonesia adalah negara kepulauan," ujar Chandra saat berbagi kisah Proteksi baru baru ini.
Di Th1981, Chandra bersama beberapa sahabatnya mendirikan Lembaga Hukum Laut. Kala itu, bertepatan setelah kejadian tenggelamnya Kapal Tampomas di perairan Masalembo. "Dulu Pak Harto lebih fokus ke pertanian, makanya kami mendirikan lembaga ini," tandas perempuan berambut panjang ini.
Kecintaannya terhadap terhadap perairan Indonesia telah mengantarkan Chandra menjadi Penasihat Ahli Ksal Bidang Hukum dan Maritim, anggota Dewan Maritim Indonesia, dan Penasihat Perairan Rakyat. "Saya sadar suatu saat Indonesia membutuhkan tenaga ahli di bidang ini, dan ternyata benar" tukasnya.
Selain menjadi seorang lawyer di bidang kelautan, Chandra juga memiliki kesibukan lainnya. Saat ini, Chandra tercatat sebagai Ketua Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dan menjadi pembicara dalam berbagai seminar.
Chandra juga aktif mengurus Yayasan Al Yusuf bersama suami tercinta, Yusuf Djemat, dan Yayasan Al Rahman yang diprakarsai keluarga besar Motik. "Yayasan keluarga didirikan untuk fokus dalam bidang syiar Islam," kata Chandra.
Menjadi seorang professional tidak lantas membuat Chandra lupa dengan peran ibu rumah tangga. Bahkan, ketiga anaknya kini telah menjadi orang yang berprestasi. Putri pertama bernama Ahsana Vidya (25) adalah seorang lulusan ilmu politik dari Amerika Serikat, sedangkan putra kembarnya Yudha Irhamsyah Djemat dan Yudi Irhamsyah Djemat (24) kini menjadi seorang dokter umum dan pengacara.
Dalam pengamatan Chandra, nasib perempuan di Indonesia saat ini sudah lebih baik. Perempuan saat ini sudah mampu bersaing dengan kaum lelaki dalam berbagai hal. Hal ini nampak karena Indonesia pernah dipimpin seorang perempuan. Namun, dia berharap, pemerintah dapat terus memperhatikan nasib perempuan di Indonesia agar kelak mampu bersaing di kancah internasional.
"Kita tidak berharap perempuan hanya menempuh pendidikan sampai SMUsaja, tetapi dapat terus hingga tingkat lebih baik. Pemerintah harus membantu mewujudkan itu secara merata hingga ke desa," imbau perempuan yang gemar menuangkan tulisan menjadi sebuah buku tersebut.
ADA beberapa jenis berita. Yang paling pendek disebut straight news, yaitu berita singkat padat yang langsung mengabarkan inti berita, tapi tetap mengandung unsur 5-W 1-H [who (siapa), what (apa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), how (bagaimana)]. Jika berita tersebut sangat penting untuk segera diketahui oleh publik disebut stop press, sedangkan jika ditayangkan di layar televisi atau melalui corong radio disebut breaking news – karena disiarkan sebagai selingan mendadak di sela-sela acara yang sedang berlangsung.
Misalnya, sekedar contoh, Mantan Presiden Soeharto telah wafat pada hari ini, 27 Januari 2008 jam 11:00 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam usia 87 tahun, setelah dirawat selama beberapa hari karena sakit usia tua. Jenasahnya kini disemayamkan di rumah duka Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, dan segera akan diterbangkan ke Solo untuk dikebumikan di makam keluarga Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah (disiarkan pada tanggal 27 Januari 2008 jam 11:05).
Selain harus mengandung unsur 5-W 1-H, penyusunan struktur sebuah berita lazim mengikuti apa yang disebut metode “piramida terbalik.” Maksudnya, yang pertama-tama ditulis ialah inti berita yang penting, kemudian data yang agak penting, lalu yang setengah penting dan akhirnya data pelengkap yang kurang penting. Walaupun singkat padat, susunan straight news tetap harus mengikuti metode “piramida terbalik.” Pada contoh di muka, yang paling penting ialah wafatnya mantan Presiden Soeharto, sedangkan makam keluarga Astana Giri Bangun merupakan data pelengkap.
Meskipun pada contoh stop press tersebut, wafatnya mantan Presiden Soeharto dianggap sebagai fakta yang penting -- oleh karena itu ditulis di awal berita --, unsur paling penting dari sebuah news (berita) ialah when (kapan). Mendengar berita tentang wafatnya Pak Harto, orang biasanya kontan akan bertanya, “Kapan?” Dengan demikian, contoh berita tersebut bisa ditulis sebagai berikut: Hari ini, 27 Januari 2008 jam 11:00 WIB, mantan Presiden Soeharto telah wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam usia 87 tahun, setelah dirawat selama beberapa hari karena sakit usia tua. Dan seterusnya.
Unsur when menjadi sangat penting, sebab tanpa unsur yang menyebutkan waktu, sebuah peristiwa atau kejadian tidak dapat disebut sebagai berita. Bahkan, berita mengenai apapun wajib mempunyai “cantolan” atau “gantungan”, mengapa atau atas dasar apa sebuah peristiwa atau kejadian ditulis menjadi berita. Yang dimaksud dengan “cantolan” atau “gantungan” itu lazim disebut sebagai news peg. Tidaklah mungkin kita ujug-ujug menulis berita atau artikel mengenai pemerintahan yang represif atau mengenai mega korupsi, misalnya, tanpa news peg berupa wafatnya Pak Harto.
Selain karena adanya news peg, sebuah kasus menjadi penting diberitakan karena memang layak ditulis sebagai berita. Kelayakan itu berkaitan dengan magnitude (bobot) beritanya yang cukup besar. Bobot berita wafatnya Pak Harto sangat besar, dibanding bobot meninggalnya camat Pondokgede, misalnya. Bobot berita korupsi Tommy Soeharto yang milyaran sangat besar dibanding korupsi yang dilakukan seorang guru SMP Negeri di Kecamatan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang hanya sekitar lima jutaan rupiah. Tommy bukan saja anak mantan presiden, kasus korupsinya juga sangat besar, sementara pak guru SMP selain tidak terkenal, bukan public figure, ia melakukan korupsi karena terpaksa, gara-gara gajinya tidak mencukupi.
Wafatnya Pak Harto dan kasus korupsi Tommy Soeharto sangat layak diberitakan, karena selain mereka adalah public figure, kasusnya menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga bernilai “sangat penting”. Sebuah kasus perlu juga diberitakan, antara lain karena kejadiannya aneh, langka, atau unik. Dalam hal ini berlakulah kredo sejarawan Inggris, Charles A. Dana, yang pada 1882 mengatakan, When a dog bites a man, that is not a news. But when a man bites a dog, that is a news (Jika anjing menggigit orang, itu bukan berita. Tapi jika orang menggigit anjing, barulah itu berita). Maksudnya tentu saja bukanlah semata-mata faktor “menggigit”, melainkan faktor unicum, keunikan atau keistimewaan dalam suatu berita. Contoh, kasus Sumanto yang makan daging mayat, seorang ayah yang membantai isteri dan anak-anaknya, seorang legislator yang selingkuh dengan selebriti, dan sebagainya.
Ada kriteria lain mengapa sebuah kasus diberitakan. Sesuai dengan keinginan tahu (curiousity) seseorang, pers biasanya memberitakan kejadian buruk ketimbang peristiwa yang baik-baik. Rumah tangga artis yang sakinah dan mawaddah (bahagia penuh kasih sayang) dianggap biasa-biasa saja, sedangkan konflik dalam rumah tangga seorang artis terkenal sehingga mereka bercerai, atau bangkrutnya seorang pengusaha terkenal, biasanya dianggap lebih menarik untuk diberitakan. Nah, berita buruk seperti itu biasnya dianggap lebih menarik, sehingga berlakulah teori – yang sesungguhnya tidak selalu tepat: a bad news is a good news (berita buruk adalah berita baik). Pengertian good news di sini bukan berarti “berita baik” melainkan berita yang (biasanya) diminati oleh kebanyakan publik. Padahal, rumah tangga bahagia seorang artis, atau sukses bisnis seorang tokoh, bisa ditulis sebagai success story, kisah sukses seseorang, yang jika ditulis dengan baik juga menarik untuk dibaca.
Kelayakan sebuah berita juga ditentukan oleh akurasi datanya. Tingkat akurasi (ketelitian, kecermatan, kebenaran data) menentukan tingkat profesionalitas. Seorang wartawan yang menulis berita tidak akurat, bisa dinilai tidak profesional. Bahkan seorang wartawan yang tidak tepat dalam penggunaan bahasa Indonesia , juga bisa dinilai tidak profesional. Selain itu, berita yang baik haruslah berimbang, tidak berat sebelah. Dua pendapat yang saling bertentangan, dua-duanya harus dimuat secara adil. Istilah mengenai asas ini disebut cover both sides atau both sides coverage.
Kembali pada straight news. Sebagai follow up lebih lanjut dari straight news tersebut, para wartawan menulis berita yang lebih panjang, karena straight news tentulah belum lengkap, dan hanya merupakan dasar dari sebuah berita yang lebih panjang dan lengkap. Beberapa data yang lazim dianggap sebagai pelengkap, misalnya, jenis penyakit Pak Harto (dengan mewawancarai para dokter kepresidenan), siapa saja yang melayat di rumah sakit dan acara tahlil di rumah duka (dengan melakukan reportase), bagaimana rencana pemberangkatan jenazah dan upacara pemakaman (dengan mewawancarai keluarga Cendana dan reportase di Astana Giri Bangun), dan sebagainya.
Wafatnya Pak Harto jelas merupakan berita sangat penting, berita besar, big news. Oleh karena itu para redaktur cepat-cepat memberikan assignment (penugasan) kepada para reporter untuk menulis berita yang lebih lengkap. Bahkan beberapa artikel yang berkaitan dengan Pak Harto, dan perannya selama menjadi presiden (lengkap dengan foto dokumentasi yang diperlukan) sudah dipersiapkan, begitu Pak Harto dirawat karena sakit keras. Misalnya, pemerintahan Pak Harto yang represif, kasus korupsi bersama kroni-kroninya, dan sebagainya. Begitu Pak Harto wafat, artikel seperti itu sudah pressklaar, siap cetak.
***
ADA jenis berita lain yang disebut feature atau news feature, yaitu tulisan panjang, lengkap, komprehensif, berimbang, dengan kasus yang magnitude-nya cukup besar, tapi lebih mementingkan unsur why dan how. Yaitu “mengapa” atau sebab musabab sampai peristiwa itu terjadi, dan “bagaimana” proses terjadinya peristiwa tersebut. Selain itu, sebuah feature hendaknya ditulis dengan gaya bertutur, deskriptif, sedemikian rupa sehingga susunan kata dan kalimatnya mampu menggambarkan atau melukiskan suatu profil atau peristiwa tertentu. Oleh karena itu, feature sesungguhnya sebuah “cerita”, tapi bukan cerita mengenai fiksi melainkan mengenai fakta. A feature is a story about facts, not about fiction (feature ialah cerita tentang fakta, bukan tentang fiksi). Sedangkan karya tulis tentang fiksi disebut novel, cerita pendek.
Sampai di sini kita diingatkan pada sebuah asas atau dalil klasik dalam dunia jurnalisme, yaitu mengenai fakta dan opini. Menurut dalil klasik tersebut, sebuah berita harus hanya memuat fakta tanpa mengikut sertakan opini, hanya memuat peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan sesungguhnya (facts), tanpa pendapat, komentar, ulasan atau tafsir (opinion) si wartawan. Dengan demikian diharapkan berita itu dapat tampil secara obyektif, seperti apa adanya, tanpa bumbu-bumbu lain, meskipun ditulis dengan deskripsi (penggambaran) yang persis setepat-tepatnya..
Setelah memahami sedikit banyak tentang beberapa persyaratan berita yang harus kita ketahui, maka sampailah kita pada pertanyaan, “bagaimana menulis feature (yang baik)?” Sebelum menulis, pertama-tama pilihlah kasus yang (sangat) menarik, yang menyangkut kepentingan banyak orang (publik), yang prestisius untuk ditulis. Seorang wartawan atau penulis yang baik dan berpengalaman biasanya memiliki nose of news (daya cium, daya endus berita), yang akan selalu bisa terasah jika ia memiliki ”jam terbang” cukup tinggi. Tapi, nose of news selalu bisa dilatih. Setelah menemukan obyek, kasus atau item tulisan, pikirkanlah apa kira-kira angle-nya. Yang dimaksud dengan angle ialah ”sudut pandang”, apa kira-kira masalah yang sangat penting dan relevan dari kasus tersebut. Untuk menentukan angle biasanya cukup sulit, sehingga diperlukan pemikiran, perenungan, bahkan diskusi dengan kawan-kawan.
Sekedar contoh kasus, misalnya, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah Bantargebang, Bekasi, yang sampahnya sempat menggunung lalu roboh dan menewaskan pemulung. Yang juga menarik, misalnya, banjir yang setiap tahun menggenangi Jakarta , yang disebabkan oleh penataan kota yang tidak disiplin, peruntukan lahan yang ngawur. Atau tentang Tanahabang Bongkaran, Jakarta Pusat, sebagai miniatur Indonesia . Di sana ada preman, pedagang kecil, pegawai negeri, pelacur. Pokoknya berbagai profesi dan etnis yang berbaur dalam kawasan kumuh sejak puluhan tahun. Kasus lain, Soetan Takdir Alisjahbana (STA) sebagai pendidik dan ”pemimpi” yang mengidam-idamkan pendidikan bermutu, sebagai pelopor dan pembina Bahasa Indonesia yang tak kenal lelah.
Setelah cukup mantap dengan salah satu kasus tersebut, carilah kaitannya dengan news peg. Yang dimaksud dengan news peg ialah ”gantungan cerita”, mengapa kita menulis feature mengenai sesuatu yang kita yakini sangat menarik minat pembaca. Mengapa menulis tentang banjir yang menenggelamkan Jakarta ? Karena ada news peg musim hujan di bulan Desember. Kita menerbitkannya di awal bulan Desember, sesuai dengan news peg-nya, tapi pengerjaannya bisa dilakukan sejak dua atau tiga bulan sebelumnya. Mengapa kita menulis mengenai STA? Karena akan kita terbitkan pas pada hari ulang tahun STA, atau HUT Universitas Nasional, atau HUT terbitnya majalah Poedjangga Baroe. Dan seterusnya.
Setelah kita menemukan news peg, telitilah apakah kasus yang akan kita tulis tersebut memenuhi kriteria sebagai item yang sangat terkait dengan kepentingan publik dan magnitude-nya besar. Contoh-contoh yang kita paparkan di muka cukup memenuhi kriteria. Setelah itu, susunlah outline (kerangka tulisan), meliputi lead, body text, ending. Seorang penulis yang baik selalu membiasakan diri terlebih dahulu menyusun outline. Di kalangan para wartawan TEMPO di tahun 1980 dulu, dikenal semacam credo: “Mau selamat? Bikinlah outline!” Tapi ingat, cara menyusun outline tidak gampang. Diperlukan latihan tersendiri.
Kemudian (inilah tugas yang cukup berat) kuasailah segenap bahan dengan selengkap dan seakurat mungkin. Lakukan reportase yang mendalam (indeph reporting), wawancara beberapa narasumber yang relevan, riset berbagai bahan, check and recheck. Lakukan pula verifikasi dengan mempertimbangkan both sides coverage. Lakukan semua itu dengan sepenuh semangat dan gairah, tanpa lelah, tanpa bosan, karena proses pengumpulan bahan itu mungkin akan berlangsung sampai berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Namun, ketika kita tengah “berbelanja” bahan-bahan di lapangan, bisa jadi outline akan berubah. Dalam hal ini, yang sangat penting harus dilakukan ialah indeph reporting (reportase mendalam), ialah reportase dan wawancara dari berbagai aspek, sehingga mampu menggambarkan kasus, masalah, atau sosok yang akan kita tulis.
Langkah berikut ini lebih sulit lagi, yaitu langkah menulis -- yang harus setia dengan outline, meskipun ada kemungkinan outline bisa berubah di tengah jalan. Mula-mula, tulislah lead yang bagus. Lead adalah kalimat pertama sebagai pembuka, yang harus menarik (baik bahasa maupun materinya) agar supaya pembaca tertarik untuk terus membaca. Dan itulah fungsi lead yang sebenarnya. Selanjutnya melangkah ke body text, yang hendaknya ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar (tapi populer), deskriptif (bertutur, berkisah), dengan alur cerita yang setia pada outline, dan tetap selalu memperhatikan ”gerak pendulum” sehingga tulisan tetap terfokus pada angle.
Pendulum ialah bandul yang menggantung pada seutas tali. Pendulum selalu bergerak dari arah kiri ke arah kanan, berganti-ganti, dan pasti selalu melewati bagian tengah yang searah dengan lurusnya tali tempat pendulum bergantung. Itulah yang dimaksud dengan “gerak pendulum.” Artinya, biarpun sang pendulum bergerak ke kanan atau ke kiri, pasti selalu kembali ke tengah, searah dengan tali gantungan pendulum. Pendulum melambangkan perkembangan cerita yang ditulis dalam sebuah feature, sedangkan tali penggantung melambangkan angle.
Jika seluruh bahan cerita sudah ditulis dalam body text, tibalah saatnya kita menulis ending, akhir dari sebuah tulisan. Ending bisa berupa kesimpulan, bisa pula suatu kejadian lucu (atau tragis dramatis), yang setidak-tidaknya bisa dianggap sebagai suatu kesimpulan. Atau bisa pula berupa persoalan atau pertanyaan yang mengambang, yang tidak perlu dijawab. Sebagaimana lead ada yang menarik dan tidak, ending juga ada yang menarik dan tidak. Tentu saja kita harus memilih yang menarik. Untuk menulis lead dan ending yang menarik, memang dibutuhkan latihan dan “jam terbang” sebagai penulis yang cukup lama.
Bagaimana feature yang bagus? Sebuah feature yang bagus ialah yang lengkap, komprehensif, akurat, dengan verifikasi yang memadai. Lebih hebat lagi jika feature tersebut merupakan hasil reportase investigasi (investigative reporting), sebuah tulisan yang exclusive (sangat khas, lain dari yang lain) dan ditulis dengan gaya literary journalism, jurnalisme literair. Apakah itu investigative reporting, karya jurnalisme yang exclusive, dan gaya literary journalism? Ketiga-tiganya – sebagai tingkat lebih lanjut dari penulisan feature -- merupakan pembahasan dalam sebuah diskusi tersendiri.