Selasa, 16 Maret 2010

Pengeran Cicakrowo


Pengeran Cicakrowo

Rivai Zakaria SH. Pengacara senior ini sangat menyayangkan  atas sikap pemerintah yang dirasa lamban menangani suatu permasalahan.Kasus yang menimba Rakyatnya  siapapun itu,  TKI ,Imigran, atau orang mendapat perlakuan  yanh sipatnya  melangar Hak Azasi Manusia, seperti kasus Manohara ini, Harusnya  Pemerintah sigap tanggap dalam merespon atas apa yang dialami  warganya.”Tidak dibiarkan berlarut,”Rivai. Sebagai bangsa yang berdaulat sambungnya, “ kita harus merasa dilecehkan  pemerintah  sepantasnya Unjuk gigi bahwa Indonesia,  bangsa yang bermartabat dan punya harga diri. Para diplomat,penegak hukum  harus berbuat sesuatu Malaysia sudah acapkali  kali merendahkan martabat bangsa kita,”kata  Advocat kelahiran Palembang ini.
Seperti yang dialami Daisy Fajarina, ibunda Manohara, yang menghawatirkan keadaan anaknya. Beberapa kali ia mencoba menemui anaknya di Kerajaan Kelantan sana, namun tidak diijinkan masuk oleh pihak imigrasi Malaysia. Tentu saja ada alasannya, tetapi mungkin bersifat pribadi.
Lalu memuncaklah kegelisahan Daisy terhadap anaknya Manohara. Ia menduga anaknya telah dianiaya, salah satu bagian tubuhnya, disilet-silet dan lain sebagainya. Dugaan ini menimbulkan empati,
 Menurut Pengacara Senior ini,harusnya Pemerintah proaktif, khususnya Kantor Kedutaan Indonesia di Malaysia. Bantulah bunda Daisy, fasilitasi beliau untuk bertemu pihak kerajaan Kelantan agar masalah ini cepat selesai. Bunda Daisy hanya perlu bertemu anaknya Manohara untuk memastikan keadaan anak manisnya itu baik-baik saja, untuk memastikan apakah benar bagian tubuh tertentu Manohara tidak disilet-silet seperti dugaannya maupun isu yang beredar selama ini. Apa susahnya?
Dan, kalau benar bagian tubuh tertentu dari Manohara terdapat bekas luka sayatan silet, maka itu adalah bukti nyata kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Manohara. Bukti itu sudah cukup bagi Pemerintah Indonesia untuk membawa pulang Manohara.
Tapi, Lanjut Rivai, “kalau pihak Kerajaan Kelantan tetap tak mau mempertemukan Manohara dengan ibunnya, maka utuslah satu staf wanita dari Kantor Kedubes RI di Malaysia untuk meminta kesaksian Manohara di istana. Jika ini pun tak dibolehkan, berarti isu bahwa Manohara telah dianiaya patut  dibenarkan. Kita semua, bukan hanya bunda Daisy, tentu tak rela Manohara dianiaya, apalagi sampai bagian tubuhnya ada yang disilet-silet, walaupun oleh seorang Pangeran sekalipun!Pemerintah Jangan diam Saja,”terang Zakaria.

Hal tersebut sangat disayangkan Rivai, ketika tanggapan kepolisian, kedutaan, pemerintah. Tidak langsung mendapat respon,atas pengaduan yang dilakukan orang tua Manohara. Harusnya pemerintah bersikap proaktif, tanggap atas laporan warganya  sendiri, apalagi ini menyangkut harkat , derajat dan martabat bangsa Indonesia, karena yang melakukan itu Negara luar ,yakni Malaysia.

Malaysia itu Negara kecil, belum tentu orang kita lebih hebat dari dia (Malaysia red). Masalah ini harus  dikrarifikasi baik secara diplomatik maupun politis, bila perlu dilaporkan juga ke HAM Internasional karena termasuk kemanusiaan. Dengan melaporkan pelecehan sex dibawah umur tidak bisa dibiarkan begitu saja, ungkapnya.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus  merasa dilecehkan, ini sebagai pelajaran bagi orang-orang yang merasa bangsa Indonesia, jangan hanya karena mengharapkan kekayaan dan mempunyai mobil mewah harta melimpah lalu seenak-enaknya aja, orang kita diperlakukan seperti binatang, tambahnya.
“Apa pikir orang Malaysia itu hebat ?! Tidak ada itu! , tidak ada yang hebat , mana ada orang Malaysia lebih hebat dari kita, bangsa kita lah yang hebat!” katanya.
“Ini penghinaan bagi bangsa Indonesia, telah banyak warga Indonesia diperlakukan semena-mena oleh pihak Malaysia,. Menurut saya, pangeran itu “Pangeran cicakrowo” yang martabatnya lebih rendah dari martabat binatang, kita harus berani lakukan penuntutan!”.Rivai gemas.

Saya kasihan atas orang-orang yang acap kali menjadi korban melihat bangsa Indonesia seperti ini sering terjadi diperlakukan semena-mena oleh pihak Malaysia. Bagaimana kita mau jadi majikan dinegara sendiri untuk mengangkat derajat sendiri aja tidak berani bangsa kita ini besar mulut banyak bicara saja, tidak mau bertindak, ujarnya.

Selama ini kita terlalu membiarkan, masalah tidak dianggap besar akhirnya segala sesuatu yang ada pada bangsa  kita dilecehkan oleh Negara Malaysia. Kalau masih ada diplomat – diplomat Indonesia yang tidak mendukung pada masalah ini lebih baik “copot sebagai bangsa  Indonesia”, Kita bukan bangsa yang selalu mau ditindas mental diplomat – diplomat itu makin tidak punya perasaan saja.
 Hal yang masuk akal jika dimana mana  terjadi  reaksi dari berbagai elemen seperti baru baru ini , terjadi aksi unjuk rasa sejumlah orang di depan kantor Kedutaan Malaysia di Jakarta, mendukung upaya Daisy. Jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi akan muncul aksi unjuk rasa yang lebih besar, yang bisa menyebabkan hubungan Indonesia – Malaysia terganggu,Pemerintah harus memberi kebangaan pada Rakyatnya ,bahwa pemerintah tanggap dan pro aktip,kalau sudah terjadi unjuk rasa kan,repot?” tambahnya.

 Pengacara Robinhood 
Ketika disinggung tentang Pengacara Robinhood,Rivai  memaparkan ,”Robinhood itu sebenarnya sosok seseorang yang dianggap pahlawan pada jaman dulu, yang mencuri untuk dibagikan kepada kaumnya dan membela kebenaran dari penindasan, tapi arti Robinhood itu sendiri  bisa diterapkan Pada para pengacara dengan mengambil sisi pembela pada kaum  lemah”, katanya.
Walaupun diakuinya sulit menjadi Pengacara Robinhood,untuk melakukan pembelaan saja, masih dalam proses ,pengacara sudah dimuntai uang oleh  kepolisian untuk memuluskan suatu perkara ,begitu pula dipengadilan dan hakim,”saya bisa saja melakukan pembelaan sesuai profesi,tapi keluarga tersangka asal mau membayar apa yang menjadi persaratan Adminitrasi yang diminta Pengadilan dan bayar uang  wara wiri dikepolisian,.Yang penting saya hanya konsisten pada  pemmbelaan  semaksimal mungkin , tidak ikut campur masalah administrasi. Saya bisa saja tidak dibayar”ucapnya.
  membela klien yang benar benar tidak mampu terkadang kita sudah bela maksimal sesuai propesi,tapi terkadang hakim menjatuhkan hukuman maksimal. Tapi menurutnya, bisa saja pengacaa Robinhood  bertemu dengan hakim Robinhood ,hakim yang baik,baru pas (Klop),ujarnya. Peradilan Yang adil akan terbentuk jika Hakim, Jaksa, Polisi Benar benar menjalakan profesi  Hukum sesuai hati nurani dan keadilan tidak harus dibayar..

Tidak mau, tidak dibayar
 Tetapi saya juga tidak mau ,tidak dibayar ,”kalau yang saya  bela seorang koruptor, para penjahat besar  ,para pejabat negara yang melakuka korupsi miliaran rupaih ,tapi tidak di bayar? Enak saja,harus bayar propfesi orang, sementara mereka curi uang negara miliaran,ketika minta bantuan hukum.tapi  tersangka tidak mau bayar pengacara untuk melakukan pembelaan,, tidak mau saya untuk tidak dibayar”Katanya.

Diakunya,  Dia, mendapatkan kekayaaan ,rumah mewah dan mobil BMW bukan dari hasil pengacara,sebelumnya dia juga  sudah mempunyaii beberapa perusahaan seperti perusahaan  yang bergerak dibidang batu bara dan perusahaan Produk Kosmetik yang beredar dipasaran sekarang serta memipin perusaaan lainya. Rivai juga pandai menyisihkan hartanya untuk kegiatan keagamaan  sosial,terbukti  telah didirikan pesantren  dibeberapa daerah dan yayasan anak yatim piatu di Bekasi, “Biar Jadi Berkah “Katanya.
Dikalangan pengacara dan pengusahapun Rivai sering disebut sebut orang baik, yang gemar membantu Fakir miskin. Suka bersosialisasi,  Rivai juga gemar mengumpulkan dan membina  orang orang pengangguran untuk dibina dan diarahkan hingga mendapatkan  pekerjaan yang layak. Semoga Aktivitasnya  diikuti dan ditauladani oleh pengusaha pengacara lain yang memang bangsa ini masih terpuruk dan masih  banyak yang membutuhkan pertolongan ,masih  membutuhkan sosok  seorang Dermawan . ( Halim Mas hati)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar